Dinsos Bali Pastikan Bantuan untuk 8 Anak Lumpuh Otak Terus Mengalir

17 September 2019 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perwakilan Dinas Sosial Bali saat berkunjung ke rumah 8 anak lumpuh otak di Bali. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan Dinas Sosial Bali saat berkunjung ke rumah 8 anak lumpuh otak di Bali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Mahendra memastikan institusinya terus memberikan santunan kepada 8 anak dari 3 keluarga di Kota Denpasar yang mengalami lumpuh otak alias cerebral palsy. Menurut dia, bantuan yang diberikan tidak pernah terhenti.
ADVERTISEMENT
"Bantuan (apa) yang terhenti, enggak ada. Bantuan tetap ada," kata Dewa, Selasa (17/9).
Bantuan yang menurut Dewa hingga kini masih diberikan adalah berupa rumah tinggal, uang tunai sebesar Rp 300 ribu per orang setiap bulan, mempekerjakan salah satu orang tua, layanan kesehatan dari BPJS dan sejumlah sembako.
Dewa mengatakan, bantuan telah diberikan sejak tahun 2007. Meski demikian, bantuan uang tunai sebesar Rp 300 ribu tahun ini belum bisa dinikmati delapan anak tersebut. Sebab, surat keputusan Menteri Sosial belum turun.
“Nanti kalau sudah masuk, tinggal rapel, yang penting masuk, bukan berhenti. Sejak dari awal kita sudah tangani itu, tetap jalan, monitor kita,” ujar dia.
Dewa juga tak bisa memastikan penyakit yang diidap delapan bersaudara ini terjadi karena genetik. Dia menegaskan, pemerintah memberikan tanggung jawab bantuan pemeliharaan dan perawatan.
ADVERTISEMENT
“Kalau itu sudah cacat parah mereka hanya butuh perawatan. Kalau untuk normal, ya, jauh kemungkinan. Kita tetap monitor,” kata Dewa lagi.
Bahkan, kata Dewa, pada Selasa pagi sekitar pukul 11.00 WITA, dia telah berkunjung ke rumah 8 anak itu. Pada saat kunjungannya itu, ada sejumlah yayasan sedang memberikan terapi melatih bergerak kepada 8 anak.
Kepala Dinas Sosial Bali Dewa Mahendra (kedua kanan) saat berkunjung ke rumah 8 anak lumpuh otak di Bali. Foto: Dok. Istimewa
Namun, saat ditanya peran Pemprov memberikan bantuan terapi atau fasilitas agar mereka yang masih muda bisa berkembang, Dewa enggan berkomentar. Dia berdalih ada banyak yayasan yang ikut menangani delapan anak ini.
Seperti diketahui, 8 anak dari 3 keluarga yang tinggal di Jalan Tantular, Gang Kehutanan, Kota Denpasar, mengalami lumpuh otak.
Mereka adalah Wayan Suastika (27), I Komang Supartika (23),Luh Ayu Sukarini (7). Ketiganya itu merupakan anak dari Nyoman Sadra (55) dan Nengah Sumerti (47).
ADVERTISEMENT
Kemudian I Wayan Sudarma (23), Kadek Sudarsana (21), I Ketut Surtama (19), Ni Luh Nanda Tebri Astari (11). Mereka ini anak dari I Nyoman Darma (47) dan Ni Nyoman Sarmini (40).
I Wayan Sudarma (23) dan Kadek Sudarsana (21) saat mendengarkan radio Foto: Denita br Matondang/kumparan.
Lalu ada Nih Luh Indah (27), yang juga anak dari Made Kari (44) dan Nyoman Simpan (50)."Kami semua masih bersaudara, bersepupu, dari Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem," kata Simpan.
Simpan mengaku kesulitan membiayai kehidupan seperti biaya makan,listrik, dan air. Simpan mengatakan kesulitan biaya itu karena sudah tak ada lagi bantuan dari pemerintah daerah.
Menurut dia, dulu memang bantuan lancar dari Pemprov. Mulai dari dibangunkan rumah tahun 2014, uang Rp 1 juta setiap tahun, dan beras 50 kg per tiga bulan.
ADVERTISEMENT
Lambat laun bantuan tersendat. Bahkan, sejak tahun lalu tak ada bantuan. "Kalau saya dapat bantuan cuma tahun 2015 itu aja," kata Simpan.