Dipimpin Yapto, Pengurus Pemuda Pancasila Temui Jokowi di Istana

28 Agustus 2019 12:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemuda Pancasila baru saja bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Fahrian S/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda Pancasila baru saja bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Fahrian S/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah pengurus Pemuda Pancasila yang dipimpin Yapto Soerjosoemarno menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Mereka menemui Jokowi untuk mengundang hadir dalam Musyawarah Besar Pemuda Pancasila di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua DPR Bambang Soesatyo yang merupakan pengurus Pemuda Pancasila.
"Dalam rangka akan diadakannya Musyawarah Besar Pemuda Pancasila ke-10. Ini lucu ini, ke-10 kemudian ulang tahun PP yang ke-60 yang diadakan rencananya di Sumatera utara dan meminta kesediaan beliau untuk membuka," Kata Yapto di lokasi, Rabu (28/8).
"Karena penting bagi kami setiap Musyawarah Besar itu, sebagai mitra pemerintah kita harus tahu juga program-program pemeirntah di semua bidang," tambahnya.
Selain mengundang, Pemuda Pancasila juga meminta Jokowi memberikan pembekalan kepada kader PP di acara Musyawarah Besar. Yapto mengatakan Jokowi sudah menyatakan kesediaan untuk hadir di acara tersebut.
"Jadi kita minta waktu, minta mungkin pembekalan beliau untuk program kerja PP di Musyawarah Besar nanti," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Insyaallah, beliau mencoba kalau tidak ada kegiatan akan hadir. Jadi enggak bisa langsung dijawab, (disesuaikan dengan) protokol Istana, sekretaris kabinet, " tambahnya.
Lebih lanjut, Yapto menjelaskan beberapa agenda yang akan dibahas dalam musyawarah itu. Salah satunya, bagaimana memastikan kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau di pasar.
Selama ini, lanjut Yapto, kebutuhan masyarakat seringkali hanya disediakan oleh kelompok-kelompok usaha tertentu. Sehingga, Pemuda Pancasila merasa perlu untuk membuat program sehingga masyarakat juga bisa menjadi pemasok kebutuhan, tidak dimonopoli oleh kelompok usaha tertentu.
"Kalau kita lihat kebutuhan rakyat hanya di tangan orang-orang tertentu, Indomaret, Minimarket segala macam. Kita akan mencoba untuk kebutuhan umum dan kebutuhan pokok bisa diadakan oleh masyarakat sendiri," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Seperti dulu kita ada pasar rakyat, kalau sekarang bahan pokok diambil mini-mini tadi. Nah ini yang masyarakat apa, kenapa kita enggak bisa buat sendiri, bahkan sampai kepada sandangnya itu, pakaian segala macam, kebutuhan-kebutuhan sekolah," pungkasnya.