Disebut Fakir, Nina Tetap Gigih Hijaukan Lingkungan

15 September 2018 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di mata Nina Nuraniyah, tumpukkan sampah bisa disulap menjadi produk bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk ibu-ibu di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
Perempuan berusia 35 tahun ini merupakan CEO dari Greenna, sebuah komunitas pengolahan sampah terpadu di Kampung Cisalopa, Pasar Bucir, Bogor.
Kini, komunitas miliknya sudah berjalan hampir 8 tahun dan membawa perubahan positif bagi masyarakat sekitar.
Sampah Jadi Rupaih (Foto: kumparan/Muhammad Faisal Nu'man)
Warga yang dulunya membuang sampah di sungai, kini sudah tidak lagi. Masyarakat justru saling bahu membahu mengumpulkan sampah non organik dan mengolahnya menjadi barang-barang yang layak dijual.
Namun, kegigihannya mengubah sampah menjadi rupiah ini tak berjalan mulus begitu saja. Nina bercerita, dia sempat mendapat cibiran dari warga.
"Ada yang bilang, kegiatan ngumpulin sampah itu katanya menjadikan fakir. Sampai ibu-ibu enggak datang ke Greenna buat bikin tas saat itu," tutur Nina saat ditemui kumparan pada Rabu (12/4).
Sampah Jadi Rupaih (Foto: kumparan/Muhammad Faisal Nu'man)
Nina melanjutkan, cibiran tersebut disampaikan oleh tokoh masyarakat sehingga berpengaruh terhadap produktivitas kegiatan Greenna saat itu. Ia tak patah semangat, ia lantas memberikan penjelasan kepada warga tentang manfaat mengolah sampah yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagai penanggung jawab di sini akhirnya bertanya, sebenarnya menjadi fakir itu seperti apa sih? Akhirnya saya mengumpulkan ibu-ibu dan menginformasikan bahwa kalau misalkan kegiatan ini tuh banyak hal positif," lanjutnya.
Berkat dukungan keluarga dan warga sekitar, rintangan tersebut berhasil dilalui. Respons masyarakat terhadap bank sampah serta cara pengolahannya semakin positif.
Sampah Jadi Rupaih (Foto: kumparan/Muhammad Faisal Nu'man)
Keuntungan ekonomi bagi warga pun nyata diberikan. Selain itu juga, bantuan dari pemerintah untuk program ini mulai terlihat.
"Saat itu, sudah dilihat oleh pemerintah Bogor, lalu mendapat bantuan mesin pengolahan sampah dan menjadi desa percontohan pengolahan sampah terpadu," ujar Nina.
Nina patut berbangga, gagasan dan ide cemerlangnya telah dikenal banyak orang dan mendapatkan berbagai penghargaan.
ADVERTISEMENT
Namun, Nina tak berpuas diri. Ia berharap banyak anak muda mau meneruskan perjuangannya untuk menyadarkan warga pentingnya mengolah sampah dan menjaga lingkungan.