Disertasi Irjen Boy Rafli di Unpad: Polri Harus Aktif Manfaatkan Media

14 Agustus 2019 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi penguji sidang dari disertasi berjudul 'Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter' yang ditulis oleh Irjen Pol Boy Rafli Amar selaku Wakil Kepala Pendidikan dan Pelatihan Polri. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi penguji sidang dari disertasi berjudul 'Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter' yang ditulis oleh Irjen Pol Boy Rafli Amar selaku Wakil Kepala Pendidikan dan Pelatihan Polri. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi penguji sidang dari disertasi berjudul 'Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter' yang ditulis oleh Irjen Pol Boy Rafli Amar yang kini menjabat Wakil Kepala Pendidikan dan Pelatihan Polri.
ADVERTISEMENT
Sidang promosi doktor diadakan di Gedung Bale Sawala Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jabar. Pantauan kumparan, Tito tiba di lokasi tepat pukul 10.00 WIB, Rabu (14/8). Tito mengenakan pakaian batik berwarna hijau dan didampingi oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
Dalam sidang tersebut, Boy diuji oleh Dr Dadang Rahmat Hidayat, Dr Dadang Sugiana, Prof Deddy Mulyana, Dr Edwin Rizal, Dr Atwar Bajari, Dr Ninis Agustini Damayani, Dr Siti Karlinah, Prof Mahfud Arifin, dan penguji tamu Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Boy mengatakan, disertasi yang ditulisnya bertujuan untuk mengkaji manajemen media Polri dalam merespons opini yang berkembang di publik.
Boy menuturkan, interaksi di antara polisi dan masyarakat dapat membangun sebuah citra. Semakin positif pengalaman interaksi di antara polisi dan masyarakat, maka semakin positif pula citranya.
ADVERTISEMENT
"Semakin positif pengalaman publik bersama polisi, maka semakin positif pula citra petugas di mata publik," kata mantan Kapolda Papua ini.
Akan tetapi, Boy mengakui belakangan ini masyarakat kerap mengalamatkan kritik tajam terhadap polisi karena harapan masyarakat terhadap polisi sebagai pelindung sekaligus pengayom begitu tinggi.
"Kritik tersebut lahir karena adanya harapan publik tentang sosok petugas kepolisian yang memiliki karakter sempurna dan dapat menjadi manusia 'super' pelindung masyarakat," jelas dia.
Apalagi, Boy mengatakan, pada tahun 2014 lalu terdapat hasil survei yang dirilis Transparency International Indonesia (TII) yang menempatkan Polri sebagai institusi terkorup di Indonesia bersama dengan DPR.
Selain itu, lanjut, Boy, hasil survei Litbang Kompas pun menyatakan tingkat kepuasan masyarakat kepada Polri hanya berjumlah 47,6 persen. Hal tersebut menunjukkan kurang baiknya citra Polri di masyarakat.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjadi penguji sidang dari disertasi berjudul 'Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter' yang ditulis oleh Irjen Pol Boy Rafli Amar selaku Wakil Kepala Pendidikan dan Pelatihan Polri. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Tantangan institusi Polri dalam membangun kepercayaan publik dihadapkan pada realitas sosial yang muncul dalam hasil survei dari Transparency Internasional Indonesia (TII) terhadap institusi Polri pada tahun 2014 di mana hasil survei dari TPI menempatkan Polri di posisi teratas sebagai lembaga terkorup bersama Dewan Perwakilan Rakyat," kata mantan Kadiv Humas Polri ini.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Boy berharap Polri dapat bersikap aktif dengan memanfaatkan media-media konvensional maupun baru yang muncul sebagai dampak dari perkembangan zaman. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya membangun kepercayaan publik.
Selain itu, kehumasan Polri pun mesti dilatih dan dididik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Bahkan, setiap anggota polisi diharapkan dapat menjadi agen kehumasan yang mampu membangun interaksi yang humanis dengan masyarakat.
"Polri diharapkan dapat bersikap pro-aktif memanfaatkan media baru untuk kepentingan pengelolaan informasi ke luar dan ke dalam organisasi sebagai upaya membangun kepercayaan publik," jelas dia.