DKI Jalankan Naturalisasi dan Normalisasi Sungai untuk Atasi Banjir

9 Februari 2018 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teguh Hendarwan (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teguh Hendarwan (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan sejumlah langkah demi mengatasi banjir yang melanda Ibu Kota. Dua langkah tersebut adalah normalisasi dan naturalisasi sungai. Kombinasi dua program tersebut disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan.
ADVERTISEMENT
"Normalisasi dan naturalisasi. Tahun ini dua-duanya jalan. Harus jalan," ujar Teguh di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (8/2).
Naturalisasi, seperti yang disebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, merupakan cara yang efektif untuk mengurangi banjir. Selain itu, menurutnya, naturalisasi berarti dilakukan secara alami agar fungsi kali dan sungai dapat kembali seperti semula.
"Nantinya akan dikembalikan secara natural gimana air fungsinya sebagai kawasan resapan air, kemudian juga sebagai tempat nampung air dan lain-lain. Ini berjalan seperti apa yang ada," ujar Teguh.
Setelah proses naturalisasi dilakukan, baru kemudian normalisasi berjalan. Normalisasi merupakan metode penyediaan alur sungai dengan kapasitas mencukupi untuk menyalurkan air, terutama air yang berlebih saat curah hujan tinggi.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi kali di Jakarta, Teguh mengatakan pemasangan dinding turap (sheetpile) juga akan tetap dilakukan. Ia berharap pembangunan sheetpile yang dilakukan dengan benar dapat membuat dinding lebih kokoh dan awet.
Normalisasi sungai di Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Normalisasi sungai di Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Nantinya, proses naturalisasi juga akan menerapkan metode water treatment untuk mengubah air sungai di Jakarta menjadi lebih bersih dan dapat dikonsumsi.
"Konsep naturalisasi itu bisa di-combine juga dengan treatment water, yang tadinya air di Jakarta hitam pekat. Kalau itu dinaturalisasi jadi lebih bening, bahkan ke depan dengan teknologi bisa jadi air minum," ucapnya.
Ia menyebut konsep ini telah diberitahukan kepada Anies. Sementara itu, konsep water tratment yang sudah dilakukan adalah di Kali Besar, Jakarta Barat.
Selain itu, Dinas SDA juga sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 1 triliun. Sekitar Rp 800 miliarnya diperuntukkan untuk normalisasi. Teguh menyebut, terdapat tiga lokasi yang akan difokuskan untuk proyek normalisasi, yaitu Kali Pesanggrahan, Ciliwung, dan Sunter.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk normalisasi sama fokusnya di tiga: Pesanggrahan, Ciliwung termasuk Sunter. Ini yang progres harus kita kejar agar segera tuntas," kata dia.
Dinas SDA akan terus melakukan pengerjaan sesuai target yang sudah ditentukan oleh Anies, baik untuk jangka pendek atau panjang. Teguh melanjutkan, pihaknya akan melakukan evaluasi dan melaporkan perkembangannya pada semester pertama atau di akhir tahun 2018.