DKI Perlu Rp 571 T untuk Kembangkan MRT, Transjakarta, dan Air Bersih

11 Maret 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Anies Baswedan, Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rapat tertutup itu berlangsung untuk membahas pembangunan infrastruktur di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari rencana pembangunan di DKI Jakarta. Anies berencana mengembangkan jaringan MRT, LRT sepanjang ratusan kilometer, pengembangan jaringan Transjakarta hingga air bersih dalam beberapa tahun ke depan.
"Kita harus membangun jaringan MRT kita, saat ini 16 kilometer, kita diproyeksikan harus memiliki 223 km, kemudian LRT saat ini 5,8 km, kita butuh untuk membangun sampai 116 km. Transjakarta ada 431 km, kita akan membangun 2.149 km, kemudian air besih yang sekarang cakupannya 60 persen harus menjadi 100 persen," kata Anies usai rapat tertutup di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Senin (11/3).
"Pengelolaan air limbah saat ini 14 persen, diproyeksikan bisa sampai 81 persen, kemudian permukiman kita butuh tambahan 600 ribu unit rumah baru. Kemudian kereta dalam kota yang saat ini sebidang itu harus dinaikkan agar tidak menjadi penghambat lalu lintas," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya rancangan pembangunan tersebut dipertimbangkan dilakukan bertahap dalam jangka waktu 30 tahun. Namun untuk mempercepat waktu pembangunan, dipangkas menjadi 10 tahun. Anies mengatakan, untuk merealisasi rencana tersebut dibutuhkan dana yang tak sedikit.
"Pemprov DKI diberikan tugas dan tugas ini harus dilakukan selama 10 tahun dan pembangunannya tidak dilakukan bertahap 30-40 tahun, tapi dikebut semua dalam waktu 10 tahun sehingga bisa tuntas. Karena mau dikebut maka dananya harus dikejar. Proyeksi sementara akan diperlukan lebih dari Rp 571 triliun," ujarnya.
Petugas keamanan berjaga saat uji coba pengoperasian MRT (Mass Rapid Transit) fase I koridor Lebak Bulus - Bundaran HI di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Kamis (28/2 Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun jaringan transportasi di Jakarta seperti MRT, LRT, kereta dalam kota, hingga pengadaan air bersih untuk masyarakat. Anies mengaku sudah menemukan sumber pendanaannya, namun ia tidak merinci dari mana saja sumber pendanaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"(Dana) untuk semua proyek, termasuk air bersih, termasuk pengendaliam banjir. Kalau Rp 571 triliun, 10 tahun, artinya kira-kira Rp 50 triliunan. Kalau dipotonglah (dibagi). Daripada dibuat panjang (dengan cara) sedikit-sedikit tapi 30 tahun, lebih baik langsung disiapkan 10 tahun, tapi anggarannya dicukupkan," ujarnya.
Anies merasa, pembangunan di Jakarta perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan di Jakarta. Ia ingin semua masyarakat Jakarta memperoleh akses air bersih dan mudahnya jaringan transportasi massal di ibu kota.
"Pertimbangannya sederhana saja, kita mau masalah dasar sebuah kota seperti Jakarta beres, apa sih masalah mendasar itu? Air bersih untuk seluruh warga, itu kan mendasar sekali, kemudian pengolahan limbah untuk seluruh kegiatan warga," kata Anies.
"Ketiga, kota yang modern, mobilitas penduduknya mengandalkan transportasi umum massal. Kita massalnya sangat sedikit, jangkauan kita ini baru 23 persen yang menggunakan kendaraan umum," timpalnya.
ADVERTISEMENT