Donald Trump Cabut Kebijakan Pemisahan Anak Imigran Gelap

21 Juni 2018 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mencabut kebijakan pemisahan anak dan orang tua imigran gelap. Kebijakan tersebut dianggap tidak manusiawi dan menuai kecaman dari dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Trump menandatangani perintah eksekutif yang membatalkan kebijakan sebelumnya pada Rabu (20/6). Dalam surat perintah itu disebutkan, keluarga imigran harus ditahan bersama ketika mereka ditangkap karena masuk AS secara ilegal.
Penahanan akan dilakukan selama proses persidangan berlangsung, berdasarkan kebijakan "toleransi nol" Trump terhadap imigran ilegal. Namun berdasarkan peraturan penahanan imigran di AS bertajuk Flores Settlement, anak imigran maksimum ditahan selama 20 hari bersama keluarganya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump menuai kecaman setelah muncul rekaman suara, foto, dan video anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka. Suara tangisan anak-anak itu memilukan dan menyayat hati. Mereka juga ditempatkan di sel serupa kandang besi, dalam berbagai foto yang tersebar.
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
"Apa yang kami lakukan hari ini adalah menyatukan keluarga bersama. Saya tidak suka melihat atau merasakan adanya keluarga yang dipisahkan," kata Trump ketika meneken surat perintah pembatalan kebijakan itu.
ADVERTISEMENT
Namun surat perintah itu tidak menjelaskan soal status anak-anak imigran ilegal yang telah dipisahkan sebelumnya. Ada lebih dari 2.300 anak yang dipisahkan dari orang tua mereka yang kini ditahan di kamp-kamp detensi imigrasi.
Aksi protes pecah di beberapa wilayah akibat kebijakan Trump tersebut. Beberapa pemimpin dunia juga mengecamnya, dari Perdana Menteri Inggris Theresa May, PM Kanada Justin Trudeau, hingga Paus Fransiskus.
"Saya meyakini tidak boleh menolak orang yang datang. Kau harus menerima, membantu, merawat, menemani, dan menempatkan mereka. Pemerintah harus menyelesaikannya dengan baik, tapi menciptakan kegilaan bukanlah penyembuh," kata Paus.
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
Menurut Trump, AS mesti mengambil kebijakan tegas menghadapi membanjirnya pendatang ilegal. Sejak Maret hingga Mei tahun ini, lebih dari 50 ribu imigran ilegal datang ke AS dari Guatemala, El Salvador, Honduras, dan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan mereka datang mencari suaka, dengan alasan lari dari kekerasan di dalam negeri. Menurut Trump, para pendatang ini adalah kriminal yang membawa kejahatan masuk ke AS.
Trump malah menyalahkan kubu oposisi, Partai Demokrat, yang menurut dia lebih mementingkan "imigran ilegal ketimbang rakyat Amerika".
"Kami ingin keamanan bagi negara. Dan di saat yang sama, kami punya kasih sayang, kami ingin keluarga tetap bersama," kata Trump.