Donald Trump Resmi Batalkan Kesepakatan Nuklir dengan Iran

9 Mei 2018 3:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trump Menandatangani Memorendum (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Trump Menandatangani Memorendum (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan bahwa Amerika menarik diri dari perjanjian program nuklir Iran yang sebelumnya disepakati di era Barack Obama. Hal itu disampaikan Trump di Gedung Putih, Selasa (8/5) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah kesepakatan sepihak yang mengerikan dan seharusnya tidak pernah dibuat. Itu tidak membawa ketenangan, tidak membawa kedamaian, dan itu tidak akan pernah terjadi,” kata Trump, seperti dilansir Reuters.
Dalam pengumumannya di Gedung Putih, Trump juga menjelaskan akan kembali menjatuhkan sanksi embargo ekonomi terhadap Iran untuk mencegah Iran membuat bom nuklir.
“Dalam beberapa waktu lagi, saya akan menandatangani memorandum kepresidenan untuk memulai sanksi terhadap rezim Iran,” ujar Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Keputusan Trump tersebut dinilai akan meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah. Tidak hanya itu, pengumuman tersebut juga diyakini akan menimbulkan kebingungan bagi sekutu Amerika Serikat di Eropa dan mengangggu pasokan minyak mentah dunia.
Rencana pembatalan perjanjian dengan Iran sebetulnya telah disampaikan Trump ketika kampanye Presiden 2016 lalu. Ketika itu, Trump mengatakan bahwa perjanjian yang bertajuk Rencana Aksi Gabungan Berkesinambungan (JCPOA) yang diteken oleh Obama dan para pemimpin negara-negara Eropa pada 2015 penuh cacat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Trump mengatakan bahwa dirinya bersedia untuk mengosiasikan kesepakatan baru dengan Iran namun Iran enggan untuk melakukan negosiasi ulang tersebut. Bahkan Iran mengancam membalas balik perlakuan Amerika Serikat.
Dengan keputusan ini, tentu akan membuat Iran lebih sulit menjual minyak mentah ke luar negeri. Tidak hanya itu, Iran juga akan kesulitan dalam mengakses perbankan internasional.