Donasi untuk Cindy, Bocah yang Hidup Tak Layak, Terkumpul Rp 480 Juta

15 Mei 2019 20:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cindy (pertama, depan dari kiri) dan kepala TK, Kismiyati (kedua depan dari kiri), ketika ditemui di TK Perintis Kledung, Karangdalem, Rabu (13/3). Foto: Tugu Jogja/Galih Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Cindy (pertama, depan dari kiri) dan kepala TK, Kismiyati (kedua depan dari kiri), ketika ditemui di TK Perintis Kledung, Karangdalem, Rabu (13/3). Foto: Tugu Jogja/Galih Wijaya
ADVERTISEMENT
Penggalangan donasi yang diinisiasi kumparan untuk bocah yang tinggal di rumah tak layak huni, Cindy Uristiyanti (7), sudah selesai. Dalam kurun waktu satu bulan, jumlah donasi yang terkumpul untuk bocah asal Purworejo, Jawa Tengah, ini mencapai Rp 480.917.279.
Cindy dibonceng kakeknya, Cokro Utomo Parimin, saat berangkat ke sekolah dengan sepeda onthel. Mereka harus menempuh jarak 2 kilometer setiap hari. Foto: Tugu Jogja/ Galih Wijaya
Donasi itu berasal dari 5.259 donatur yang mengirimkannya melalui platform Kitabisa. Nantinya uang tersebut akan digunakan untuk merombak rumah kakek Cindy, membeli ternak sekaligus pembuatan kandang, bibit tanaman dan perlengkapan berkebun, serta membeli sepeda baru untuk kakek. Sebab sepeda ontel yang biasa digunakan kakek untuk mengantar Cindy ke sekolah sudah rusak.
ADVERTISEMENT
Selain itu uang donasi juga akan digunakan untuk memenuhi biaya perlengkapan sekolah Cindy. Tak lupa, iuran BPJS untuk Cindy dan kakek-neneknya juga akan dipenuhi.
Sembako untuk Cindy dan kakek-neneknya Foto: Tugu Jogja
Sebagian donasi dicairkan untuk dibelanjakan sembako guna memenuhi kebutuhan sehari-hari Cindy beserta kakek-neneknya. Pada Rabu (24/4), sembako tersebut diserahkan beserta uang saku sebesar Rp 1,7 juta.
Cindy yang tinggal di Desa Kledung Karangdalem, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, hanya tinggal bersama kakeknya, Cokro Utomo Parimin (72), dan neneknya, Tukiyem (70).
Sembako untuk Cindy dan kakek-neneknya Foto: Tugu Jogja
Ayah Cindy, Usman (39), merantau ke Jakarta sejak umur Cindy masih 3 bulan dan tanpa kabar hingga saat ini. Sedangkan ibunya, Rismiyati (37), mengalami gangguan jiwa dan harus dirawat di panti rehabilitasi jiwa.
Kakek Parimin bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Rumah mereka tak terawat dan banyak kotoran yang tak dibersihkan.
Tukiyem, nenek Cindy ketika ditemui di rumahnya di Purworejo, Rabu (13/3/2019). Foto: Tugu Jogja/Galih WIjaya
Cindy yang kini duduk di bangku TK, awalnya minder dan jarang bergaul dengan teman-temannya. Saat pertama datang ke sekolah, bau badan Cindy tak sedap, pakaiannya lusuh, serta rambut tak terawat dan banyak kutu.
ADVERTISEMENT
Karena perbedaan psikis dan kemampuan menangkap pelajaran lebih lambat dibanding teman-temannya, Cindy selalu didampingi salah satu guru. Meski demikian semangatnya tak kalah dengan teman-teman yang lain.