Dorong Airlangga, Golkar Hormati Hak Prerogatif Jokowi Pilih Cawapres

1 Juni 2018 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Airlangga  (Foto: Dok. Airlangga Hartarto)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Airlangga (Foto: Dok. Airlangga Hartarto)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus memastikan bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto akan tetap menghormati hak prerogatif Jokowi dalam menentukan cawapres di Pemilu Presiden 2019. Meski, 34 DPD I Golkar tengah mendorong agar Airlangga maju mendampingi Jokowi sebagai cawapres.
ADVERTISEMENT
"Aspirasi itu ada, tentunya menginginkan adanya kader Golkar. Cuma Ketum kita cukup bijak. Bahwa pertama penentuan Wakil Presiden itu hak prerogatif Presiden, dan kedua juga beliau tidak ingin mendahului," ujar Lodewijk Freidrich Paulus di Kantor DPD I Partai Golkar, Jumat (1/6).
Lodewijk mengaku terus mendengarkan aspirasi yang berkembang di DPD-DPD. Karena bagaimana pun, seluruh kader Golkar pasti menginginkan kader atau perwakilan dari partainya maju dalam kontestasi tersebut.
Selain itu, jika Airlangga memutuskan maju, maka hal utama yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membangun komunikasi di antara ketua umum partai koalisi pendukung Jokowi.
"Karena ini harus dibicarakan antar ketua umum koalisi yang mendukung Jokowi. Jadi dia tidak ingin mendahului. Tapi aspirasi itu memang dorongan untuk Pak Airlangga menjadi wakil presiden sangat kuat," ucapnya.
Silaturahmi Nasional Partai Golkar (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Silaturahmi Nasional Partai Golkar (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Disinggung mengenai peluang Jusuf Kalla untuk kembali mendampingi Jokowi, Lodewijk tak dapat memastikannya. Ia menyerahkan keputusan akhir kepada Jokowi, akan menjatuhkan pilihannya pada ketua umum dari partai politik pendukungnya atau kepada tokoh profesional untuk menjadi cawapres..
ADVERTISEMENT
"Ya itu beliau pun kader Golkar ya, kita masih menunggu nanti hasil di Mahkamah Konstitusi dan sekali lagi ini tergantung dari Pak Jokowi sendiri siapa yang beliau inginkan untuk menjadi pendamping beliau, entah pak JK entah salah satu ketum dari partai pendukung beliau atau koalisi dan tentunya dari profesional yang beliau inginkan," kata Lodewijk.
"Tapi kita lihat tentunya tadi bahwa kader kader pastilah menginginkan ketum mereka calon dari pendamping Pak Jokowi," tutupnya.