DPR Undang Jokowi Rapat Sebelum Pengesahan APBN 2018

12 Oktober 2017 22:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Setya Novanto di Rapat Pimpinan DPR RI (Foto: Instagram/@s.novanto)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto di Rapat Pimpinan DPR RI (Foto: Instagram/@s.novanto)
ADVERTISEMENT
Sejumlah pimpinan DPR menggelar rapat pimpinan sore ini. Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengatakan dalam rapat tersebut DPR memutuskan akan mengadakan rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo sebelum pengesahan APBN 2018.
ADVERTISEMENT
"Tadi di dalam rapim kami juga memutuskan akan ada rapat konsultasi dengan Presiden Jokowi, sebelum pengesahan APBN. Kemungkinan besar, pengesahan APBN ini berlangsung 26 Oktober, sekitar 13 hari dari sekarang," ujar Fahri di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/11).
Fahri mengatakan pihaknya sudah menyurati Presiden terkait hal tersebut. Nantinya dalam pertemuan pembahasan APBN itu, kata Fahri, akan ada sedikit pembahasan soal organisasi masyarakat (ormas) pula.
"Kami mengirim surat tadi kepada Presiden, karena ada beberapa hal terkait APBN kita ini yang harus dibicarakan dengan Presiden, dalam rangka memperlancar proses pembahasan menuju paripurna pengesahan UU APBN," jelas Fahri.
"Kita juga tahu ada isu Ormas ya, tapi konsultasi kami dengan Presiden tadi diputuskan akan lebih banyak soal terkait pengesahan APBN 2018," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Fahri menjelaskan, rapat kerja dan konsultasi yang dilakukan DPR dengan Jokowi adalah salah satu upaya untuk menjaga kerjasama antara pemerintah pusat dan DPR yang sudah terbangun baik selama ini.
"Agar kerjasama pemerintah dengan DPR semakin baik ya. Kita ingin memperbaiki atau memperkuat fungsi-fungsi kelembagaan negara lain yang ada, dan dalam rangka itulah nanti rapat kerja atau rapat konsultasi dengan Presiden kita lakukan," jelas Fahri.
Dalam rapim tersebut, hadir Setya Novanto, Fadli Zon, dan Taufik Kurniawan. Terkait kembalinya Novanto ke DPR setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Fadli tak memungkiri hal tersebut mempengaruhi performanya dalam rapim.
"Saya lihat dia (Novanto) masih punya kecenderungan untuk mengantuk yang tinggi sekali. Itu mungkin datang dari satu penyakit yang harus diobati secara tuntas ya. Bapak Novanto ada nampak seperti terpukul," ujar Fahri.
ADVERTISEMENT