DPRD DKI soal Atlet Jepang Dipulangkan: Pengawasan Prostitusi Tak Ada

20 Agustus 2018 15:44 WIB
Ketua fraksi PDIP Gembong Warsono (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua fraksi PDIP Gembong Warsono (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Empat atlet basket Asian Games asal Jepang dipulangkan setelah diketahui mengunjungi tempat prostitusi di kawasan Blok M.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono menyesalkan kejadian itu. Gembong menyebut hal itu merupakan bukti tidak adanya pengawasan tempat prostitusi oleh Pemprov DKI. Padahal, menurutnya, Pemprov DKI mengetahui prostitusi masih marak ditemukan di sana.
“Sangat enggak ada (pengawasan) kalau sampai seperti itu, sangat enggak ada. Satpol PP ke mana? Disparbud ngapain saja? Banyak hal artinya bukan satu sisi saja. Banyak satuan kerja yang terlibat di situ. Blok M memang kelihatannya memang betul masih marak (prostitusi),” kata Gembong di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin, (20/8).
Gembong mengaku beberapa bulan yang lalu sempat melewati kawasan itu. Berdasarkan pandangannya, masih banyak ditemui jasa prostitusi di sana.
ADVERTISEMENT
“Saya yang paling deket ini tidak (ke Blok M). Tapi beberapa bulan yang lalu, iya saya dari wali kota kan belok ke kiri samping lapangan Peruri itu masih banyak. Apakah itu (Pemprov) enggak tahu? Saya yakin tahu,” jelasnya.
Lewat kejadian ini, Gembong menganggap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak bisa menentukan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan, khususnya saat Asian Games. Peristiwa pemulangan keempat atlet itu, menurutnya, juga merugikan atlet lain yang sedang berlaga di Asian Games.
“Sudah pastilah (merugikan atlet). Ketika Pak Gubernur melakukan pemetaan yang benar terhadap persoalan Jakarta, maka fokus kerjanya akan pada hal yang prioritas tadi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gembong menyoroti langkah Anies dalam memimpin Jakarta tidak sesuai dengan rencana yang sudah diutarakan. Khususnya perihal mengatasi permasalahan prostitusi.
ADVERTISEMENT
“Itu saja kayak bumi sama langit. Antara menjadikan Jakarta sebagai kota yang syariah, Jakarta yang aman, faktanya masih terjadi prostitusi, masih ada penjambretan-penjambretan, itu kan kayak bumi sama langit,” pungkasnya.
Sebelumnya, Komite Olimpiade Jepang (JOC) mengatakan keempat atlet itu terlihat berada di salah satu tempat prostitusi di Jakarta dengan menggunakan jersi Jepang. Para atlet itu diperintahkan untuk angkat kaki secepatnya dari Indonesia.
Para atlet yang melanggar aturan itu teridentifikasi sebagai Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Sato dan Keita Imamura.