dr Terawan: Banyak Pasien WNA Berobat ke RSPAD karena Terapi Cuci Otak

4 April 2018 21:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DR dr Terawan Agus Putranto (Foto: Twitter @KBRI Den Haag)
zoom-in-whitePerbesar
DR dr Terawan Agus Putranto (Foto: Twitter @KBRI Den Haag)
ADVERTISEMENT
Dokter Terawan Agus Putranto menyebut serangan stroke kini tak hanya menyerang pasien berusia tua, namun juga anak-anak. Dokter yang dikenal dengan terapi 'cuci otak' ini mengaku banyak menangani pasien stroke anak-anak bahkan dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2017 saja, Terawan mengaku sudah menangani 50 pasien Warga Negara Asing (WNA). Mereka datang ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, untuk menjalani pengobatan metode cuci otak atau Digital Substraction Angiography (DSA).
"Ada dari Singapura, Vietnam, mereka stroke dan bersyukur dibawa ke sini bisa sembuh. Saya datangkan devisa. Bahkan tahun 2015 bos Adidas berobatnya ke sini," ujar Terawan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/4).
Terawan menyayangkan banyak pasien dalam negeri yang tak jarang berobat ke Singapura, padahal di RSPAD yang dipimpinnya, terknologi pengobatan yang digunakan tak kalah modern dan mumpuni.
"Kami bisa datangkan devisa ke kita dengan menunjukkan teknologi yang negara lain enggak ada," imbuhnya.
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)
Metode cuci otak yang digunakan Terawan untuk menyembuhkan penderita stroke itu, sudah ia kembangkan sejak tahun 90-an. Teori itu tertuang dalam disertasinya yang berjudul 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Celebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'.
ADVERTISEMENT
Dengan metode tersebut, Terawan menggunakan obat antikoagulan (pengencer darah) heparin untuk membersihkan sumbatan darah di otak (Stroke Iskemik). Sehingga pembuluh darah yang tersumbat itu bisa kembali bersih dan bekerja normal.
Berdasarkan pengalaman Terawan yang tertuang dalam disertasi ilmiahnya, dia menyebut pasien stroke bisa sembuh dalam 4-5 jam pasca operasi. Namun tentu saja tetap tergantung kepada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyumbatannya.
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)
Di RSPAD Gatot Subroto, tempat pengobatan Digital Substraction Angiogram (DSA) berada di lantai 2 gedung rumah sakit. Total ada tiga ruangan pengobatan di sana dan satu ruangan besar di bagian tengah untuk keluarga pasien.
Di ruangan khusus keluarga pasien itu, mereka bisa memantau secara langsung proses pengobatan yang dilakukan. "Ini satu-satunya di dunia, DSA yang bisa dipantau langsung oleh keluarga dan kerabat," jelas Terawan.
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai pengobatan, pasien harus diperiksa terlebih dahulu menggunakan teknologi khusus untuk memeriksa letak penyumbatan agar proses pengobatan tidak salah sasaran. Proses ini dilakukan di ruangan berbeda yang berada tak jauh dari ruang DSA.
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang dsa (Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan)