Dua Demonstran Tewas Tertembak dalam Unjuk Rasa Anti-Pemerintah Iran

31 Desember 2017 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstrasi di Iran. (Foto: AFP/Hamed Malekpour/Tasnim News)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrasi di Iran. (Foto: AFP/Hamed Malekpour/Tasnim News)
ADVERTISEMENT
Demonstrasi anti-pemerintah di Iran menewaskan dua orang. Dua demonstran tersebut tewas akibat tembakan dari Garda Revolusi.
ADVERTISEMENT
Dalam unjuk rasa hari ketiga, Sabtu (30/12), Garda Revolusi di Kota Doroud menembaki demonstran setelah gagal membubarkan massa dengan gas air mata dan pemukulan. Namun hingga kini belum ada informasi resmi terkait identitas dua korban tersebut.
Laman resmi National Council of Resistance of Iran (NCRI-FAC) menyebut insiden itu kian mengobarkan api pemberontakan.
"Tidak diragukan lagi, pertumpahan darah yang tidak adil ini akan melipatgandakan kemarahan rakyat melawan rezim, dan mempercepat penggulingannya," tulis Sekretaris NCRI-FAC dalam sebuah pernyataan.
NCRI-FAC mengajak Dewan Keamanan PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat dan organisasi HAM untuk mengutuk kekerasan yang terjadi dan mengambil langkah internasional dalam menghadapi penindasan rakyat Iran.
Sejak Kamis (28/12), kelompok garis keras Iran turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi anti-pemerintah di sejumlah daerah, seperti Teheran, Kermanshah, Arak, Qazvin, Khorramabad, Karaj, dan Sabzevar. Demonstrasi tersebut dipicu oleh kemarahan masyarakat atas kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pasukan elite Garda Revolusi sebagai kelompok pro pemerintah, melakukan aksi serupa. "Bangsa Iran tidak akan membiarkan negara ini terluka," kata Garda Revolusi.
Menanggapi unjuk rasa tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan komentar pedas tentang kondisi di sana melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (31/12). Trump mengatakan bahwa negara tidak dapat menghentikan aspirasi rakyatnya yang menginginkan perubahan.
"Rezim yang menindas tidak dapat bertahan selamanya." cuit Trump.
Sebenarnya demonstrasi politik di Iran adalah hal yang langka. Demonstrasi terakhir kali terjadi pada 2009 saat Mahmoud Ahmadinejad terpilih kembali menjadi Presiden. Unjuk rasa yang memprotes kecurangan pemilu itu sempat bertahan selama delapan bulan.