Dua Jet Tempur Prancis di Aceh Kembali ke Kapal Induk

Pesawat tempur Rafale Angkatan Laut Perancis meninggalkan Aceh. Foto: Dok. Istimewa

Setelah sempat terparkir selama dua hari di Apron Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, dua pesawat tempur jenis Rafale milik Angkatan Laut Perancis kembali ke kapal induk Charles De Gaulle.

Dua pesawat itu sebelumnya mengalami kerusakan pada bagian hidrolik dan engine oil system. Jet tempur yang dibuat oleh Dassault Aviation itu sebelumnya sedang exercise air to air.

Komandan Lanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Hendro Arief, mengatakan, Senin (20/5) pagi tadi helikopter Angkatan Laut Prancis jenis NH90 mendarat di Lanud Sultan Iskandar Muda sekitar pukul 09.30 WIB.

Helikopter itu membawa tujuh orang teknisi. Tujuh orang teknisi itu didatangkan dari kapal induk Charles De Gaulle untuk memperbaiki kerusakan pada jet tempur.

Pesawat tempur Rafale Angkatan Laut Perancis meninggalkan Aceh. Foto: Dok. Istimewa

Hendro mengatakan proses perbaikan sekitar satu jam lebih. Setelah dinyatakan baik dan layak terbang, dua pesawat perang itu kembali ke markasnya di kapal induk Charles De Gaulle, yang bersandar di jarak 75 Nm barat Aceh.

“Secara administrasi telah kita cek perlengkapannya baik dari pihak TNI AU, Lanud Sultan Iskandar Muda maupun imigrasi dinyatakan clear dan pesawat dinyatakan baik dan layak terbang, sehingga kami perbolehkan untuk kembali ke base,” ujar Hendro, dalam keterangannya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak tujuh pesawat tempur jenis Rafale milik Angkatan Laut Perancis pada Sabtu (18/5) siang mendarat darurat di Lanud SIM, Aceh Besar.

Tujuh pesawat terpaksa mendarat di Aceh karena cuaca di sekitar kapal induk Charles de Gaulle, yang menjadi markas jet tempur itu, diselimuti cuaca buruk. Dari tujuh pesawat perang itu, lima di antaranya sudah kembali ke kapal induk kemarin.