Dua Perempuan di Pusaran Teroris Sibolga

15 Maret 2019 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Foto: Reki Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Foto: Reki Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi terus mengembangkan kasus terorisme usai menangkap Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara. Polisi menemukan dua perempuan yang ada di pusaran jaringan teroris Husain.
ADVERTISEMENT
Setelah menangkap Husain, polisi menangkap beberapa terduga teroris lainnya di beberapa lokasi, di antaranya di Sibolga, Lampung, Kalimantan Barat, dan Klaten. Dari penangkapan itu terungkap pola perekrutan perempupan dalam jaringan ini.
“Tetapi pola rekrutannya dia sudah mulai merekrut perempuan. Kemarin ditangkap R, yang akan dijadikan istri kedua oleh Husain alias AH,” ucap Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Humas Mabes Polri, Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (15/3).
Reruntuhan bangunan berserakan akibat bom yang meledak di kawasan Sibolga, Sumatera Utara. Foto: kumparan
R akan dinikahi AH karena ia merupakan mantan istri dari A. A tewas saat ditangkap di Tanjung Balai karena melawan petugas pada 2018 lalu.
Lalu seorang perempuan lagi ditangkap di Klaten, kemarin (14/3). Perempuan tersebut berinisial Y, alias Khodijah.
ADVERTISEMENT
“Y sudah merencanakan juga bersama AH. Kemudian dia itu akan melakukan amaliyah bersama AH. Jadi yang di Klaten berhubungan sama di Sibolga, AH juga,” kata Dedi.
Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3). Foto: ANTARA FOTO/Damai Mendrofa
Menurut Dedi, teroris merekrut perempuan akibat sikap kesetiaan mereka kepada suaminya. Dan sifat psikologis perempuan tersebut dimanfaatkan para tersangka teroris untuk disalahgunakan.
“Jika suami memberikan ajaran atau paham pasti lebih jauh meresap, setelah meresap dan terpapar jauh lebih kuat. Karena pada dasarnya wanita ini setia pada suami dan taat,” tutup Dedi.
Hal tersebut terbukti pada peristiwa Rabu (13/3), usai AH ditangkap, Istrinya menolak menyerah karena lebih kuat memegang paham radikalisme. Ia pun meledakkan diri ketika proses negosiasi menemui jalan buntu.