Dua Warga Ekuador Diculik di Perbatasan Kolombia

18 April 2018 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
zoom-in-whitePerbesar
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua warga Ekuador diculik di perbatasan negaranya dengan Kolombia. Pemerintah Ekuador menyatakan, video mengenai penculikan warganya telah diperlihatkan kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Pengumuman itu disampaikan lima hari sejak dua jurnalis dan seorang sopir berkewarganegaraan Ekuador diculik dan dibunuh oleh eks pemberontak Kolombia, FARC.
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
zoom-in-whitePerbesar
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
Terkait penculikan terbaru, Menteri Dalam Negeri Ekuador, Cesar Navas, memastikan kedua korban masih dalam keadaan selamat. Dari video yang diterimanya korban, satu pria dan seorang wanita, dalam keadaan terikat di leher dan tangan.
Di video tersebut kedua korban mengakui adalah warga negara Ekuador. Mereka meminta agar Presiden Lenin Moreno segera turun tangan untuk membebaskan mereka.
Navas menyebut, dua orang warga Ekuador korban penculikan teridentifikasi sebagai Oscar Efren Villacis dan Kattu Valesco. Kedua orang itu diculik ketika berada dalam perjalanan menuju Provinsi Esmeraldas yang berbatasan dengan Kolombia.
"Korban kemungkinan diculik pada Rabu malam atau Kamis pagi (pekan lalu)," sebut Navas seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/4).
ADVERTISEMENT
"Kami menerima video dari saluran komunikasi milik mantan pemberontak FARC, Guacho yang bernama asli Walter Artizala," sambung dia.
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
zoom-in-whitePerbesar
Penculikan warga Ekuador di Kolombia. (Foto: AFP/Rodrigo Buendia)
Gaucho keluar dari FARC setelah kelompok itu menandatangani perjanjian damai dengan Pemerintah Kolombia. Dia lalu membentuk kelompok pemberontak baru Front Oliver Sinisterra.
Kelompok itu beranggotakan lebih dari 80 orang. Mereka beroperasi di perbatasan Ekuador dan Kolombia.
Untuk menemukan kedua warganya, Pemerintah Ekuador menawarkan USD 100 ribu atau setara Rp 1,3 miliar bagi siapa saja yang mampu memberi informasi akurat keberadaan korban.