Dubes Korsel Beberkan 3 Topik Utama KTT Korea

19 April 2018 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes korea untuk Indonesia Kim-Chang Beom. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes korea untuk Indonesia Kim-Chang Beom. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom, angkat bicara terkait rencana Konferensi Tingkat Tinggi Korsel-Korea Utara akhir April nanti. Ada tiga topik utama yang akan dibahas pemimpin kedua negara bersaudara tersebut.
ADVERTISEMENT
"Agenda Pertemuan Tingkat Tinggi 2018 Korea, denuklirisasi, pembentukan perdamaian, dan kemajuan hubungan intra-Korea," sebut Kim di Jakarta, Kamis (19/4).
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
"Tiga item tersebut akan menjadi kemajuan hubungan antar-Korea melalui KTT ini. Isu-isu yang ada akan didiskusikan dengan cara yang seimbang dan komprehensif," sambung dia.
Di samping itu, pertemuan antar pemimpin kedua Korea juga akan mulai mendiskusikan kerja sama apa yang bisa dikembangkan.
"Kedua belah pihak akan membahas aspek luas hubungan antar-Korea termasuk dialog, pertukaran, dan kerja sama bantuan kemanusiaan," jelas dia.
Rencananya, pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 27 April 2018. Pertemuan tersebut merupakan yang pertama dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.
Kim menjelaskan KTT tersebut akan diadakan di 'Peace House' di Panmunjeom, desa perdamaian di kawasan perbatasan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
"KTT ini yang akan diadakan di Rumah Perdamaian di Panmunjeom adalah pertemuan pertama para pemimpin Selatan dan Utara dalam 11 tahun sejak KTT kedua pada 2007," kata Kim.
Kim mengatakan, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, direncanakan hadir. Kedatangan Jong-un pun akan menjadi sejarah karena dia akan menjadi pemimpin tertinggi Korut pertama yang melewati garis demarkasi militer untuk masuk ke sisi Korea Selatan.