Duka Kelvin yang Seluruh Keluarganya Jadi Korban Kapal Karam di Toba

21 Juni 2018 11:09 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelvin dan Tantenya bernama Erni. (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kelvin dan Tantenya bernama Erni. (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
ADVERTISEMENT
Air mata Kelvin Zeriansyah (14) sudah mengering saat ia datang di hari keempat pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, yang terjadi pada Senin (18/6) lalu pukul 17.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Anak laki-laki yang saat ini tengah duduk di bangku kelas 3 SMP itu merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Hanya tinggal ia seorang yang hidup dari anggota keluarganya yang lain. Ayah, ibu, serta kedua saudaranya tenggelam di Danau Toba.
"Saya sebenarnya ikut, tapi pagi sebelum kejadian, saya disuruh pulang sama ayah, sama mama. Yang lainnya tinggal di sana (Samosir) ," ujar Kelvin kepada kumparan di pinggiran Dermaga Tigaras, Sumatera Utara, Kamis (21/6).
Kelvin memang merasa janggal ketika hanya dirinya seorang yang diminta oleh keluarganya. Bahkan ia mengaku, ayahnya banyak diam pada hari nahas itu. Ketika itu Kelvin dititipkan kepada tantenya yang bernama Erni (37).
"Ayahnya bilang ke saya, Ri jaga si Kelvin, Ri, jaga si Kelvin. Tolong perhatikan dia. Saya pun dengar dia kayak gitu, saya bilanglah, kok kayak mau pergi selamanya aja kau. Tapi itu becanda saya jawabnya," ucap Erni.
ADVERTISEMENT
Foto keluarga Kelvin, tidak termasuk dirinya (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto keluarga Kelvin, tidak termasuk dirinya (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
Dengan tatapan kosong Kelvin kemudian menuturkan ia pulang ke Medan pada Senin (18/6) pagi dan tiba pada pukul 15.00 WIB. Malam harinya, ia mendengar kabar bahwa KM. Sinar Bangun tenggelam pada sore hari. Namun saat itu ia belum tahu bahwa kapal tersebut adalah kapal yang dinaiki oleh keluarganya.
Ia pun masih belum bisa menerima kepergian keluarganya yang tak disangkanya itu. Padahal, setiap tahunnya, Kelvin mengatakan bahwa pergi ke Parapat dan Samosir memang rutin dilakukan keluarganya setiap lebaran. Karena tidak hanya untuk bertamsya, tetapi juga untuk berkunjung ke rumah sanak saudara yang berada di Kab. Simalungun.
"Sebenarnya udah firasat kalau itu kapal yang dinaiki mama sama ayah. Tapi om bilang bukan. Jadi jam 1 saya pun ditelepon-telepon, tapi ya kan saya udah tidur. Paginya barulah saya tahu kalau itu memang kapal yang dinaiki keluarga saya, " kata Kelvin sambil sedikit terbata.
ADVERTISEMENT
Keluarga Kelvin yang hingga saat ini belum ditemukan yakni ayahnya yang bernama Saputra Handoko (39), Hawaleni Saragih (40), Fikri Zeriansyah (10), dan Attahyatul Husna (8).
"Waktu saya mau pulang itu, saya dititip pesan sama mamak. Disuruh jaga rumah, bersihin, rapiin. Terus mamak bilang, tunggu aja mamak di rumah, nanti mamak pulang," jelas siswa SMP Negeri 24 Medan itu.
Kelvin beserta keluarga besarnya sudah berada di Siantar sejak hari Jumat (15/6), di hari Idul Fitri pertama. Dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Parapat hingga ke Samosir.
Foto keluarga lengkap Kelvin (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto keluarga lengkap Kelvin (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
Tidak hanya keluarga inti Kelvin, namun 18 orang keluarga besarnya yang terdiri dadri saudara kandung ibunya juga sepupu-sepupunya pun ikut tenggelam. Bahkan ada salah satu anggota keluarganya yang sedang mengandung 3 bulan, namun ia ditemukan dalam keadaan selamat.
ADVERTISEMENT
"Namanya Juwita Saragih (25), cuma dia keluarga yang selamat. Dia ditemukan jam 7 malam. Habis diperiksa dokter, ternyata kondisi kandungannya baik-baik aja. Hanya aja masih trauma dan syok dia," lanjut Erni.
Dari keterangan yang didapat dari Juwita, Erni mengatakan bahwa awalnya ayah Kelvin sudah selamat berada di atas kapal yang terbalik saat itu. Namun karena ia tidak melihat istri beserta anak-anaknya, ia terjun lagi.
Kini yang tersisa hanya sebuah tas milik ibu Kelvin yang ditemukan oleh petugas, yang berisikan handphone dan benda pribadinya. Tas tersebut ditemukan mengambang di permukaan Danau Toba.
Meski belum bisa menerimanya, saat ini Kelvin hanya bisa berharap agar jasad keluarganya dapat segera ditemukan.
Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba. (Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba. (Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
ADVERTISEMENT