Duka Warga Ghouta yang Diserang Senjata Kimia

27 Februari 2018 8:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kehancuran di Ghouta, Suriah. (Foto: REUTERS/ Bassam Khabieh)
zoom-in-whitePerbesar
Kehancuran di Ghouta, Suriah. (Foto: REUTERS/ Bassam Khabieh)
ADVERTISEMENT
Duka lara seolah tak mampu hilang dari bumi Suriah. Kali ini, duka tersebut tepatnya datang dari wilayah Ghouta Timur, sekitar 30 km dari pusat Ibu Kota Dasmaskus. Di wilayah tersebut, pemerintah Suriah di bawah kepemimpinan Bashar Al-Ashad menembaki dan membombardir penduduk setempat.
ADVERTISEMENT
Bagi rezim Bashar Al-Ashad, serangan itu dilakukan demi melenyapkan oposisi yang dianggap kerap menembaki Damaskus dari wilayah tersebut. Hingga saat ini, Ghouta Timur tercatat dikuasai oleh beberapa kelompok oposisi seperti militan Tentara Islam, kelompok Failaq al-Rahman, serta kelompok Ahrar al-Sham.
Sejak Minggu (18/2), rezim Suriah melancarkan serangan tanpa henti ke Ghouta Timur yang masih dihuni sekitar 400 ribu orang. Dalam foto-foto yang beredar, tampak bangunan tinggal rangkanya, reruntuhan terserak di bawahnya, di sela-sela puing-puing anak-anak dan warga Ghouta tertimbun, meregang nyawa.
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
Menurut laporan MSF, sedikitnya 500 orang tewas dalam bombardir Suriah ke Ghouta Timur, lebih dari 100 di antaranya anak-anak. Anak-anak yang tidak berdosa kembali jadi korban. Mereka sangat dekat dengan kematian akibat hantaman bom, bahkan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, PBB mencatat ada 272.500 orang di Ghouta Timur yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Namun, bantuan yang dikirim dari PBB sekalipun kerap sulit untuk memasuki wilayah tersebut. Rezim Bashar Al-Ashad melarang mengantarkan makanan dalam jumlah yang dibutuhkan. Kebutuhan medis pun kerap dicuri oleh tentara Suriah.
Serangan jet Suriah di Ghouta. (Foto: Hamza Al-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan jet Suriah di Ghouta. (Foto: Hamza Al-Ajweh)
Yang lebih mengenaskan, baru-baru ini rezim Bashar al-Assad dilaporkan menggunakan senjata kimia terlarang dalam sejumlah serangan. Kabar itu datang dari Kementerian Kesehatan Pemerintah Sementara Suriah, lembaga medis dari kubu pejuang oposisi, yang menyebut adanya bau klorin usai terjadinya ledakan besar di distrik al-Shayfouniya, Minggu (25/2).
Akibat adanya serangan mematikan itu, warga setempat banyak yang sesak napas. Seorang anak dilaporkan meninggal dunia akibat kehabisan napas usai serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Setidaknya ada 18 korban yang dirawat dengan bantuan oksigen," ujar pernyataan lembaga oposisi, seperti dikutip Reuters.
Dalam video yang tersebar di media sosial, terlihat anak-anak bertelanjang dada, megap-megap kesulitan bernapas sambil dipakaikan oksigen. Pemandangan ini mengulang kembali mimpi buruk 2013 di Ghouta yang dihantam serangan kimia. Ketika itu, 1.500 orang tewas, kebanyakan anak-anak.
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)
Akibat adanya serangan itu, sebagian besar warga dan anak-anak terpaksa berlindung di bungker bawah tanah. Kondisi mereka apa adanya, tanpa listrik dan minim makanan.
"Ini malapetaka, anak-anak tidak makan selama dua hari berturut-turut. Dewan kota tidak bisa menyediakan makanan bagi anak-anak. Orang dewasa mungkin bisa bertahan, tapi anak-anak tidak bisa," kata seorang warga kepada Reuters.
Lembaga pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, mengonfirmasi adanya anak yang tewas dalam serangan di Ghouta pada Minggu. Namun Observatory belum bisa memastikan senjata kimia yang digunakan.
ADVERTISEMENT