Dukung Jokowi, TGB Bicara Target di Pemilu 2019

21 Juli 2018 6:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dukungan politik Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi untuk Joko Widodo di Pilpres 2019 menuai pro dan kontra. Meski demikian TGB berkali-kali membantah, ada motif khusus di balik dukungannya terhadap capres petahana itu.
ADVERTISEMENT
Namun, TGB secara terbuka menyatakan keinginannya untuk tetap memberikan kontribusi bagi negara. Dia tak merinci jabatan politik apa yang diinginkannya, yang lebih tinggi dari gubernur.
"Kalau saya secara pribadi ya saya masih ingin berkontribusi selama masih ada umur, ada kesehatan, membangun bangsa. Ikut bekerja bersama-sama dengan elemen bangsa yang lain, elemen umat, di mana pun itu, dalam atau luar pemerintah." ucap TGB, saat berkunjung ke kantor kumparan, Selasa (17/7).
Saat ditanya soal target cawapres Jokowi, TGB berulang kali menyatakan bantahannya. Tidak ada deal apa pun antara ia dengan Jokowi soal dukungannya tersebut. TGB hanya mengatakan, dukungan yang ia berikan mengalir begitu saja.
"Tidak ada, tidak pernah ada bicara tentang jabatan, apapun cawapresnya, ini itu, kabinetlah, enggak pernah. Sampai sekarang enggak pernah. Dan ya kita kan juga punya apa ya ketahudirianlah untuk mengukur dan memahami, melihat sehingga menurut saya biarlah semuanya mengalir," jelasnya.
ADVERTISEMENT
TGB mengatakan, ada banyak tokoh yang lebih layak dan lebih baik darinya untuk menjadi cawapres Jokowi. Sehingga, sekali lagi ia menegaskan, dukungannya terhadap Jokowi di kancah pilpres, bukan soal balas budi jabatan.
"Ya kan stok pemimpin bangsa banyak yang di tingkat nasional. Banyak sekali yang bisa dipilih oleh Bapak Jokowi sebagai cawapres untuk mendampingi beliau. Jadi tidak ada bicara apapun tentang jabatan selama ini," tuturnya.
TGB Bicara Langkah di Pemilu 2019 (Foto: kumparan)
Selama ini, ada banyak ulama yang lebih memilih tak bersikap soal dukungan politik di pilpres. Alasannya antara lain, agar tak memperkeruh keadaan. Namun, sebagai ulama, TGB memiliki pandangan lain.
Menurut dia, sikapnya yang mendukung Jokowi adalah untuk menunjukkan bahwa Jokowi berperan dalam membangun umat--bertolak belakang dengan tudingan yang selama ini dituduhkan pada Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Bagi saya, itu penting, karena kerja. Kerja dari beliau yang dalam konteks keumatan itu juga ada. Sehingga tidak pas dan tidak pantas untuk dipotret sebagai anti-umat. Beliau seorang muslim. Kebijakan-kebijakan keumatannya juga cukup banyak. Pemberdayaan pondok pesantren juga banyak dilaksanakan," ucap gubernur dua periode itu.
"Program-program kemitraan negara ya bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan kelompok lain, organisasi lain, banyak sekali dan cukup intensif. Jadi menurut saya tidak pas dan tidak pas, tidak tepat. Bahkan tidak boleh kemudian dilabelkan beliau sebagai pemimpin yang anti-Islam, atau anti-umat. Menurut saya itu jauh dari fakta dan realita yang ada," lanjutnya.
TGB mengatakan, ia tak pernah mengadakan pertemuan khusus dengan Jokowi baik sebelum dan sesudah menyatakan sikap. Ia juga menegaskan, dukungannya kepada Jokowi itu, bukan atas permintaan sang capres petahana.
ADVERTISEMENT
"Kalau disebut Pak Jokowi yang menyarankan sih enggak ada. Jadi sebelum statement, sesudahnya, pun tidak pernah ada pertemuan khusus. Saya menyampaikan itu berdasarkan keyakinan dan pandangan pribadi saya," lanjut dia.
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, saat mengunjungi kantor kumparan, Jakarta. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Sembari mengingat-ingat, TGB mengatakan, ia terakhir kali bertemu Jokowi di acara Akademi Bela Negra yang diselenggarakan NasDem. Kedatangannya di acara itu pun, atas undangan Ketum NasDem Surya Paloh.
Sementara pertemuannya sebelum menyatakan sikap soal pilpres terjadi pada pertengahan Mei yang lalu, tepatnya, dua hari usai tragedi Bom Surabaya terjadi.
"Kita banyak berdiskusi. Jadi ada kekhawatiran bagaimana kok anak yang sekolah di sekolah yang baik, keluarganya bukan yang ekonomi sulit gitu ya, bahkan keluarga menengah. Tapi kemudian terseret dalam terorisme seperti itu. Jadi kita diskusi hal-hal seperti itu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain berbicara soal Jokowi, TGB juga berbicara soal Prabowo Subianto--sosok yang pernah ia dukung di Pilpres 2014. Menurut dia, mantan Danjen Kopassus itu merupakan sosok yang berjasa untuk bangsa.
"Beliau tokoh bangsa. Seorang tokoh bangsa yang saya hormati. Seorang yang juga berjasa untuk bangsa dan kita harus menghormati termasuk aspirasi atau gerak politik beliau 2019. Saya pikir siapapun yang maju kita hormati dan kita bangun kultur politik yang sehat. Tidak kultur yang destruktif dengan banyaknya hoaks dan fitnah-fitnah," ucapnya.