news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dukungan untuk KPK Setelah Teror Ancaman Bom

14 Januari 2019 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dukungan GAK dan BEM UI untuk ungkap pelaku penyerangan terhadap pimpinan KPK. (Foto:  Aprilandika Pratama Lampiran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dukungan GAK dan BEM UI untuk ungkap pelaku penyerangan terhadap pimpinan KPK. (Foto: Aprilandika Pratama Lampiran/kumparan)
ADVERTISEMENT
KPK kembali memperoleh dukungan usai peristiwa penyerangan terhadap kediaman pribadi dua pimpinan KPK. Dukungan datang dari Gerakan Anti Korupsi (GAK) dan perwakilan dari BEM Universitas Indonesia. Dua organisasi ini meminta agar KPK tak gentar dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi.
ADVERTISEMENT
Saor Siagian sebagai wakil dari Gerakan Anti Korupsi (GAK) menyampaikan apresiasinya terhadap dua pimpinan KPK yang menyatakan tak gentar usai diancam dengan penyerangan tersebut. Menurut Saor, kedua pimpinan KPK bahkan menyatakan nantinya hal itu akan dijadikan momentum untuk terus meningkatkan kinerja khususnya terkait penanganan kasus korupsi.
"Kami sangat apresiasi pimpinan bahwa mereka tak akan gentar, bahkan mereka membuat ini sebagai momentum untuk meningkatkan kinerjanya," ujar Saor di Gedung KPK, Senin (14/1).
Melihat penyerangan pada staf dan pimpinan KPK, Saor berharap pihak kepolisian dapat mengungkapkan siapa pelaku penyerangan tersebut.
"Kami berharap kepada polisi agar betul-betul menuntaskan menangkap segera pelakunya dan jangan lagi teror seperti ini terjadi lagi," ucap Saor.
Sementara itu, Manik Marganamahendra selaku Perwakilan BEM UI mengamini pernyataan Saor. Manik mengecam bentuk teror yang menurutnya berupaya untuk melemahkan upaya pemberantasan korupsi. Dia juga meminta KPK untuk dapat mengevaluasi sistem keamanan internalnya agar nantinya peristiwa penyerangan tersebut tak lagi terulang.
ADVERTISEMENT
"Kami juga berharap KPK dapat melakukan evaluasi keamanan secara internal dalam mengamankan seluruh penegak hukum di dalam KPK itu sendiri," ucap Manik.
Selain itu juga, Bachtiar Firdaus yang mewakili gerakan anti korupsi lintas perguruan tinggi memiliki harapan serupa. Ia bahkan meminta agar nantinya tak hanya kepolisian, Presiden sebagai kepala negara dapat ikut aktif mengungkap pelaku penyerangan agar tak ada lagi korban selanjutnya.
"Kita harap kepolisian Polri dan presiden turut ambil peran karena sekali lagi ini adalah kasus besar kita berharap ini kasus terakhir," kata Bachtiar.