Duterte Turun Tangan Bantu Pembebasan WNI yang Diculik Abu Sayyaf

25 Februari 2019 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rodrigo Duterte Foto: REUTERS/Erik De Castroe
zoom-in-whitePerbesar
Rodrigo Duterte Foto: REUTERS/Erik De Castroe
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte turun tangan langsung membantu pembebasan WNI yang diculik Abu Sayyaf. Filipina sebelumnya menegaskan tidak akan membayar tebusan yang dituntut kelompok militan yang berbaiat kepada ISIS itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang, KBRI Manila telah berkoordinasi dengan pihak terkait di Filipina termasuk Presiden Rodrigo Duterte.
Dari Hasil komunikasi intensif itu, Sarundajang mendapat kabar bahwa Duterte telah bertemu pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari, pada 22 Februari 2019. Pertemuan dipakai Duterte mendesak MNLF membantu proses pembebasan sandera asing termasuk WNI.
"Desakan tersebut dilakukan karena sebagian anggota ASG (Abu Sayyaf Group) merupakan eks anggota MNLF dan Nur Misuari sebelumnya pernah membantu pembebasan sandera ASG," ujar Sarundajang kepada kumparan, Senin (25/2).
Dua WNI asal Wakatobi Hariadin dan Heri Ardiansyah diculik Abu Sayyaf di perairan Sabah, pada 5 Desember 2018 lalu. Jumat lalu, media Strait Times melaporkan Abu Sayyaf meminta tebusan lebih dari 700 ribu dolar Singapura, atau sekitar Rp 7,2 miliar untuk pembebasan mereka.
ADVERTISEMENT
Sarundajang mengatakan, KBRI mendapat kepastian bahwa aparat Filipina akan melakukan upaya terbaik untuk membebaskan sandera tanpa membayar uang tebusan.
"Juru Bicara Kepresidenan Salvador Panelo, pada hari yang sama juga menyampaikan pernyataan pers terkait kebijakan pemerintah Filipina mengenai ‘no ransom policy’ dalam pembebasan sandera," sambung mantan Gubernur Sulawesi Utara tersebut.
"Panelo menggarisbawahi bahwa pemberian uang tebusan akan memicu berulangnya peristiwa penculikan serta memberikan peluang pihak ASG untuk membeli persenjataan," tuturnya.
Menurut data yang dikeluarkan Kemlu, penculikan dua warga Wakatobi ini merupakan peristiwa penyanderaan WNI di perairan Sabah ke-11. Abu Sayyaf pun diketahui melakukan penculikan atas motif demi mendapat uang tebusan.