E-Commerce RI Diprediksi Terbesar di Asia Tenggara pada 2020

19 November 2017 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bisnis online (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis online (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bisnis online atau e-commerce di Indonesia diprediksi menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang. Peningkatan ini seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang mulai mengembangkan usaha ke ranah digital.
ADVERTISEMENT
Chief Executive Officer (CEO) PT Bubu Kreasi Perdana, Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, memperkirakan pada 2020 transaksi e-commerce Indonesia akan mencapai Rp 1.850 triliun atau naik sembilan kali lipatnya dibanding transaksi pada 2015 lalu yang nilainya Rp 200 triliun.
"Jadi, target 2020 itu, ada 6 juta UMKM go digital. Dan UMKM berkemampuan e-commerce naik menjadi 10-12% dengan kontribusi UMKM ke PDB kurang lebih 12%," ujar Shinta dalam keterangan resminya, Minggu (19/11).
Kontribusi sektor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Data menyebutkan, sumbangan UMKM terhadap PDB pada 2015 lalu cukup besar yaitu mencapai lebih dari 55,6%‎. Angka ini disumbangkan oleh 57,9 juta UMKM di Indonesia.
"Dan hanya 9% yang memiliki kemampuan e-commerce," katanya.
ADVERTISEMENT
Shinta menjelaskan, transaksi e-commerce dunia terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 20,2% per tahun. Diperkirakan, puncak pertumbuhan e-commerce dunia terjadi pada 2020, yakni mencapai 40,56%.
"Kalau dari grafik pertumbuhannya, memang cenderung meningkat. Pada 2014 lalu, tumbuh 13,36%, di 2015 tumbuh 15,48%, di 2016 tumbuh 19,15%, dan 2017 tumbuh 23,52%. Dan pada 2018 nanti, pertumbuhan e-commerce dunia mencapai 28,60%, pada 2019 tumbuh 34,18% dan pada 2020 diperkirakan tumbuh 40,56%," paparnya.
Selain itu, potensi usaha menengah kecil di Indonesia sangat besar. Jika kekuatan ekonomi ini diberdayakan maka bisa menjadi salah satu sumber pendapatan signifikan bagi negara.
"Pemberdayaan digital terhadap UMKM Indonesia mampu meningkatkan PDB negara hingga 7%," lanjut Shinta.
Sementara itu, Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Intan Fitriana Fauzi, mengatakan ‎startup lokal harus siap berkompetisi dengan startup asing yang masuk ke pasar e-commerce Indonesia.
ADVERTISEMENT
Apalagi, saat ini pelaku e-commerce asing ini tertarik untuk masuk ke Indonesia karena negara ini merupakan pasar e-commerce paling potensial dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa. Untuk itu, keberadaan startup lokal harus didukung agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Salah satu syaratnya, lanjut Intan, startup Indonesia harus memiliki produk yang bagus untuk memenuhi pasar lokal serta pasar internasional.
"Startup lokal harus mampu berekspansi ke luar. Makanya, produk yang kita buat harus berkualitas Jika ada produk luar yang lebih baik, maka produk lokal akan tersisih,” tambahnya.