Edy Rahmayadi Unggul karena Bangun Hubungan Emosional Lebih Lama
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Unggulnya Edy dianggap pengamat politik Universitas Sumatera Utara Muryanto Amin tidak mengejutkan. Pasalnya, Edy sudah unggul dalam hal pengenalan diri dengan warga Sumatera Utara.
"Hubungan emosional yang dibangun Pak Edy dan relawan kepada masyarakat itu berlangsung cukup lama," kata Muryanto, Rabu (27/6).
Berdasarkan pantauan kumparan, upaya pengenalan Edy kepada masyarat Sumatera Utara sudah sejak November 2017. Sejak waktu itu, baliho dan poster Edy yang masih menjabat sebagai Pangkostrad sudah terpasang di sekitar Bandara Kualanamu dan Kota Medan.
Jika dibandingkan dengan Djarot yang baru diusung sebagai calon Gubernur Sumatera Utara pada Januari 2018, mantan Wali Kota Blitar itu sudah tertinggal sedikitnya dua bulan.
Muryanto juga melihat tim pasangan yang menamakan diri sebagai Eramas dapat memahami masalah dalam konteks lokal Sumatera Utara. Hal ini membuat rencana program yang dibuat bisa dengan mudah dipahami masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
"Ini (pemahaman masalah lokal) yang tidak dipahami pasangan nomor dua," ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ini.
Adanya kampanye yang menolak Djarot karena dianggap bukan bagian dari warga Sumatera Utara, juga dinilai menguntungkan pasangan Eramas. Menurut Muryanto, kampanye itu cukup terekam dalam benak warga Sumatera Utara.
"Menolak pemimpin yang bukan besar atau pernah beraktivitas di Sumatera Utara itu adalah salah satu materinya itu bisa pengaruhi (unggulnya Eramas)," sebut Muryanto.