news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ekonom: Konsep Ekonomi Kwik Kian Gie Hampir Sama dengan Prabowo

19 September 2018 8:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kwik Kian Gie bertemu Prabowo, Sandiaga Uno, Senin (17/9/2018). (Foto: Instagram @SandiUno)
zoom-in-whitePerbesar
Kwik Kian Gie bertemu Prabowo, Sandiaga Uno, Senin (17/9/2018). (Foto: Instagram @SandiUno)
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menepis anggapan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengabaikan konsep ekonomi yang disampaikan oleh Kwik Kian Gie. Hasto justru menyangsikan pilihan Kwik bergabung dengan kubu Prabowo-Sandi. Baginya konsep ekonomi-politik mereka sangat berbeda dengan yang dianut Kwik.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan Hasto tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan ekonom INDEF, Bhima Yudhistira. Dari penuturan Bhima, pemikiran Kwik sedari dulu konsisten bicara perihal kedaulatan dan kemandirian ekonomi. Termasuk di antaranya, penguasaan sumber daya alam dan peran strategis BUMN.
"Konsep itu justru hampir sama dengan Prabowo yang mengusung tema kerakyatan dan kemandirian ekonomi. Saya bingung di mana beda nya?," kata Bhima saat dihubungi kumparan, Selasa (18/8).
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara (Foto: Twitter @BhimaYudhistira)
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara (Foto: Twitter @BhimaYudhistira)
Menurut Bhima, ada tiga alasan mengapa Kwik menyeberang ke Prabowo-Sandi. Pertama soal buyback (pembelian kembali) saham Indosat yang jadi mimpi Kwik sejak dia menjabat Menteri Negara Ekonomi Keuangan dan Industri era Megawati belum juga terwujud pada era Jokowi.
"Padahal Pak Jokowi sudah memasukan buyback Indosat dalam janji politiknya dulu saat kampanye 2014," sebut Bhima.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan, belum terwujudnya janji pemerintahan Jokowi itu disebabkan karena APBN masih defisit sehingga kapasitas untuk melakukan pembelian kembali saham Indosat tidak dilakukan hingga saat ini.
Sementara, faktor kedua terkait urusan kemandirian ekonomi termasuk banjir impor yang terlihat belakangan ini memperparah pelemahan kurs rupiah. Bhima menyebut, menteri perdagangan sibuk impor beras padahal gudang bulog penuh sehingga terkesan tidak serius mengurus kemandirian ekonomi.
Pekerja memanggul beras di gudang Perum Bulog Subdivisi Regional Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Selasa (4/9/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memanggul beras di gudang Perum Bulog Subdivisi Regional Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Soal kemandirian ekonomi khususnya pangan sekarang timbul polemik di tengah banjirnya impor beras dan komoditas pangan lainnya. Defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan melebar salah satunya karena impor pangan.
Lantas, faktor ketiga berkaitan dengan utang pemerintah yang dianggap terlalu agresif dan kurang produktif. Utang sendiri tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 5 persen.
ADVERTISEMENT
"Dari utang pemerintah yang mencapai Rp 4.253 triliun per Juli 2018 habis untuk belanja barang dan belanja pegawai. Ada sisa untuk infrastruktur tapi itu pun lebih banyak disumbang utang BUMN bukan utang pemerintah," pungkas Bhima.