Erupsi Gunung Anak Krakatau Mereda, Status Tetap Siaga

Situasi terkini Gunung Anak Krakatau, Minggu (13/1). (Foto: dok. Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Erupsi Gunung Anak Karakatau mulai mereda. Gunung tersebut tidak lagi meletus sejak Kamis (10/1) hingga Minggu (13/1) pukul 06.00 WIB. Hal itu membuat Badan Geologi berani memantau kondisi gunung api tersebut dari udara dan dalam jarak yang cukup dekat. Terlihat kondisi Gunung Anak Krakatau sangat tenang dan warna air laut di sekitar gunung berwarna kecoklatan.

“Sejak tanggal 10 (Januari) sampai tadi (13 Januari) pagi jam 06.00 WIB tidak ada letusan. Alhamdulillah cuaca sehat, nampaknya kita orang pertama yang paling dekat terbang hanya sekitar 100 meter dari kawah,” kata peneliti gunung api Badan Geologi, Mamay Surmayadi, usai melakukan pemantauan Gunung Anak Krakatau dari udara di Cilegon, Banten, Minggu (13/1).

Meski begitu, menurut Mamay, status Gunung Anak Krakatau tetap siaga 3. Sebab aktivitas gunung tersebut bersifat fluktuatif.

Kondisi Gunung Anak Krakatau, Minggu (13/1). (Foto: Fachrul irwinsyah/kumparan)

“Tetap siaga karena berhenti Gunung (Anak) Krakatau masih dalam tahap fluktuatif. Mungkin besok masih meletus lagi karena kegempaan masih ada,” kata Mamay.

“Periode fase erupsi Gunung (Anak) Krakatau itu panjang satu bulan sampai dua tahun,” tambahnya.

Diketahui tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam diakibatkan oleh longsor bawah laut di Gunung Anak Krakatau. Kekuatan longsoran di Gunung Anak Krakatau itu setara dengan guncangan gempa 3,4 magnitudo. Akibat tsunami yang menghantam pesisir Banten dan Lampung itu, ratusan orang meninggal dunia dan ribuan orang mengungsi.

Kondisi Gunung Anak Krakatau, Minggu (13/1). (Foto: Fachrul irwinsyah/kumparan)