Ethiopia Rilis Laporan Awal Kecelakaan Ethiopian Airlines ET 302

4 April 2019 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reruntuhan sisa kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 (10/3), di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
zoom-in-whitePerbesar
Reruntuhan sisa kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 (10/3), di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
ADVERTISEMENT
Pemerintah Ethiopia merilis laporan awal mengenai kecelakaan Ethiopian Airlines ET 302 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Kementerian Transportasi Ethiopia, pilot Ethiopian Airlines telah mengikuti prosedur yang sesuai ketika pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu berulang kali menukik usai lepas landas dari bandara di Addis Ababa.
"Kru sudah memberlakukan prosedur yang sesuai dengan apa yang disediakan pabrikan berulang kali," sebut Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/4).
Menteri transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges sampaikan laporan awal kecelakaan sesawat Ethiopian Airlines. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
"Namun, pesawat tetap tidak bisa dikendalikan," sambung dia.
Pada kesempatan tersebut, Moges meminta agar pabrikan Boeing untuk meninjau kembali sistem kendali pesawat.
"Sistem kontrol mesti ditinjau kembali oleh produsen pesawat," tegas Moges.
Insiden Ethiopian Airlines berlangsung 10 Maret 2019. Pesawat tersebut berangkat dari Ethiopia menuju Kenya.
Kartu instruksi keselamatan penumpang terlihat di lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 (10/3), di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
Tak lama setelah lepas landas, pesawat dilaporkan jatuh. Sebanyak 157 penumpang dan kru dinyatakan tewas.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan Ethiopian Airlines berlangsung kurang dari enam bulan setelah insiden Lion Air JT 610. Kedua pesawat yang jatuh menggunakan jenis serupa yaitu Boeing 737 Max 8.
Setelah insiden Ethiopian Airlines, mayoritas negara dunia, termasuk AS, Indonesia, China dan Ethiopia memutuskan menangguhkan izin operasional pesawat jenis tersebut.