Fadli soal Jokowi Bertemu PA 212: Terlambat, Mau Pemilu Baru Mendekat

25 April 2018 12:10 WIB
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra mempertanyakan motif pertemuan antara Presiden Jokowi dan Alumni 212 pada Minggu (22/4) lalu. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menilai bahwa seharusnya pertemuan itu dilakukan sejak dulu. Bukan pada waktu menjelang pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Ya mungkin agak sedikit terlambat sih, harusnya dari dulu-dulu dong. Jangan baru mau pemilu kemudian mendekati dan kemudian berusaha meyakinkan. Kenyataannya apa yang sudah terjadi, sudah terjadi begitu," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).
Fadli pun mengakui bahwa laporan pertemuan itu sudah diketahuinya. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang diperbincangkan ketika Jokowi bertemu Alumni 212. Salah satunya, soal kriminalisasi ulama yang ada di Indonesia.
"Ada pertemuan dan saya mendapatkan informasi dari pertemuan itu dari PA 212 juga menanyakan apa yang menjadi janji-janji Pak Jokowi terutama terkait dengan menghentikan kriminalisasi terhadap ulama dan tokoh-tokoh yang terkait aktivis 212 itu," ujarnya.
Wakil Ketua DPR ini menyebut kriminalisasi yang terjadi pada Alfian Tanjung, Jonru hingga Asma Dewi turut disampaikan kepada Jokowi. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa apa yang dijanjikan Presiden Jokowi tak sesuai dengan fakta di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Itu yang saya baca informasinya, mempertanyakan kenapa dulu berjanji menghentikan kriminalisasi tapi kasus-kasus berlanjut. Ada kasusnya saudara Alfian Tanjung, Jonru, Asma Dewi, Ahmad Dhani, Rachmawati, Al Khaththath," ujarnya.
Jokowi bertemu alumni 212 di Bogor (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu alumni 212 di Bogor (Foto: Istimewa)
"Dan itu bagus, apa yang dijanjikan presiden, ternyata di lapangan tidak seperti dijanjikan itu," lanjutnya.
Kendati demikian, dia menilai pertemuan tersebut sebagai langkah yang bagus. Sebab, kedua belah pihak bisa saling menjelaskan soal permasalahn yang selama ini terjadi.
"Tapi yang namanya dialog sangat bagus, apalagi bisa disampaikan secara langsung, dijawab juga secara langsung, menurut saya sih bagus-bagus saja. Saya yakin itu nanti akan dijelaskan juga PA 212," pungkasnya.