Fadli Tuding Lembaga Survei Alat Politik: Lebih Hebat Dukun

29 Juni 2018 12:59 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski belum ada hasil resmi KPU terkait perolehan suara pilkada di beberapa wilayah, Partai Gerindra mengklaim terjadi lonjakan suara di beberapa daerah seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Fakta ini membuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyinggung beberapa lembaga survei yang kerap kali menempatkan calon yang diusungnya berada di urutan terbawah.
"Kami optimistis dengan hasil pilkada ini dan yang paling luar biasa di Jateng dan Jabar. Itu menunjukkan survei-survei ini selain salah, juga harus dievaluasi keberadaan mereka. Metodologi mereka itu," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/6).
Fadli menilai, metodologi yang digunakan lembaga survei kini tak akurat lagi. Ia pun membandingkan lembaga survei yang tak jauh lebih hebat dibandingkan dengan para dukun.
"Metodologi mereka itu tidak bisa akurat lagi, prediksi mereka jauh. Saya kira lebih hebat dukun, saya kira, dari lembaga survei, dan mereka bisa dianggap sebagai penyebar hoaks gitu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR ini menilai lembaga survei bahkan harus diberi sanksi karena menjadi alat politik oleh pihak-pihak tertentu.
"Karena secara scientific tidak terbukti, saya kira harus ada yang mengatur. Saya kira lembaga survei tidak bisa mengeluarkan, dan kalau mereka mengeluarkan malah harus ada sanksinya," jelasnya.
"Jadi mereka bisa berfungsi sebagai political tools atau alat politik," imbuhnya.
Lebih lanjut, Fadli mencontohkan calon yang diusung partainya dalam Pilgub Jabar dan Jateng. Menurut dia, perolehan suara calon yang diusung berbanding terbalik dengan hasil survei yang digelar sebelum pencoblosan.
"Saya kira Pak Sudrajat-Syaikhu real count-nya seperti apa. Tapi kami melihat bahwa Gerindra di sini tangguh bersama koalisi kita, dengan PKS. Begitu juga di Jateng bukan figur populer seperti Pak Sudirman Said, tapi kita melihat cukup tangguh," kata Fadli Zon.
ADVERTISEMENT