Fadli Zon Akhirnya Jelaskan Maksud 'RI Butuh Pemimpin Seperti Putin'

9 April 2018 10:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon. (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Nama Presiden Rusia Vladimir Putin, ikut diseret-seret dalam keriuhan isu politik nasional dalam sepekan terakhir. Sosok Putin dianggap pantas memimpin Indonesia, namun ide ini dinilai tidak mudah diterima karena Putin dianggap sosok kontroversial.
ADVERTISEMENT
Adalah Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, yang melontarkan harapan atas kehadiran pemimpin seperti Putin di Indonesia. Sebagai tokoh yang pernah menekuni Program Studi Rusia di UI, Fadli memang tahu banyak soal Rusia. Tapi ide yang dilontarkannya itu tak sederhana.
Fadli ditentang banyak pihak, termasuk tantangan berdebat dari politikus muda Ketua DPP PSI Tsamara Amany soal pandangan atas Putin, namun Fadli menolak berdebat empat mata. Fadli menantang seluruh pengurus PSI berdebat dengannya seorang diri. Tapi cuitan itu pun tak pernah dijelaskan Fadli.
Apa sebenarnya maksud cuitan itu?
"Sebenarnya saya terinspirasi ya, karena Rusia mempunyai seorang pemimpin seperti Vladimir Putin. Putin ini adalah seorang pemimpin yang kita sama-sama tahu sudah cukup lama berada di tampuk kekuasaan di Rusia, dan berhasil membangkitkan Rusia," ucap Fadli Zon saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), di ruang kerjanya, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (6/4).
ADVERTISEMENT
Putin menjadi pemimpin Rusia sejak 7 Mei 2012. Sebelumnya, Putin menjabat sebagai Perdana Menteri tahun 1999-2000, lalu pernah lebih dulu menjabat Presiden tahun 2000-2008. Lalu kembali menjadi Perdana Menteri tahun 2008-2012. Selain Presiden, Putin juga menjadi Ketua Partai Rusia Bersatu, sebuah partai pemerintah.
Vladimir Putin. (Foto: AFP/Pool/Anatoly Maltsev)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin. (Foto: AFP/Pool/Anatoly Maltsev)
"Dari negara yang tadinya terpuruk pascadisiintegrasi, dan juga mengalami berbagai macam persoalan krisis ekonomi, kemudian di era Putin tampil menjadi bangkit, jaya, kuat ekonominya, berpengaruh kembali di pentas internasional," imbuhnya.
Menurut Fadli, Putin adalah seorang yang berani mengambil keputusan, visioner, cerdas, tidak bertumpu pada utang-utang atau cara-cara konvensional untuk membangun Rusia, dan tidak planga-plongo kata Fadli.
Nah, soal planga-plongo, Fadli menegaskan dia tidak mengaitkan hal itu dengan Presiden Joko Widodo. "Saya enggak mengatakan itu (Jokowi planga-plongo), tapi yang jelas pemimpin itu tidak boleh planga-plongo," ucap Fadli.
ADVERTISEMENT
Fadli juga menolak anggapan Putin otoriter dan mengekang kebebasan pers, sebagaimana disampaikan Tsamara Amany, politikus muda pendukung Jokowi yang dikenal paling vokal memprotes cuitan Fadli.
"Ya kalau itu tergantung siapa yang melihat, di negara-negara barat melihatnya seperti itu, karena mereka enggak suka ada pemimpin yang kuat di negara yang mungkin menurut mereka pesaing mereka. Negara-negara barat itu pasti suka kepada pemimpin yang lemah seperti Mikhail Gorbachev (pemimpin Uni Soviet 1985-1991) saat itu," papar Fadli.
"Pemimpin yang lemah pasti dipuji-puji karena mereka senang dengan pemimpin yang lemah, mana suka dia dengan pemimpin yang kuat yang mengancam mereka bukan dalam arti perang, tapi mengancam secara ekonomi geopolitik, geoekonomi, geostartegi," imbuh doktor sejarah itu.
ADVERTISEMENT
Fadli tetap merespons santai pihak-pihak yang mengaitkan cuitannya itu dengan Presiden Joko Widodo atau membandingkan Putin dengan Jokowi.
"Saya kan bicara tentang Putin, tapi kalau ada yag merasa bukan salah saya. Terserah dia, itu kan interpretasinya. Jadi kalau ada yang kait-kaitkan, itu kan sudah jadi interpretasi orang. Kalau ada yang merasa ya berarti orang itu merasa kena, padahal saya bicara tentang Putin," kata politikus yang aktif di Twitter itu.