Fadli Zon: Cara Berpikir Memproduksi Banyak Kartu Kurang Cerdas

18 Maret 2019 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon mengunjungi Ahmad Dhani di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon mengunjungi Ahmad Dhani di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menyebut rencana penggunaan e-KTP menjadi kartu terintegrasi yang disampaikan Sandiaga Uno dalam debat antar cawapres sudah diterapkan di sejumlah negara modern seperti Amerika Serikat. Sehingga, ia menganggap memproduksi kartu baru merupakan strategi kurang tepat.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kira cara berpikir memproduksi banyak kartu itu benar-benar cara berpikir yang kurang cerdaslah. Di negara-negara modern itu cukup satu kartu, karena di Amerika sejak abad lalu itu cuma satu kartu namanya social security number," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
"Dengan satu kartu dan semua ada di situ, pajak ada di situ, hak-hak dia ada di situ. Kalau dia dapat subsidi ada di situ. Jadi saya kira sudah saatnya, kita jangan berpikir pakai kartu-kartu lagi," kata politikus Gerindra ini.
Fadli mengatakan tawaran 3 kartu sakti Jokowi yakni Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah, dan Kartu Pra Kerja merupakan hal yang bertentangan dengan optimisme kemajuan Indonesia. Program kartu, dianggap Fadli, merupakan cara yang kuno.
ADVERTISEMENT
"KIS, KIP, nanti kartu Indonesia bodoh, kartu Indonesia sabar. Saya kira itu cara kuno. Menurut saya ini satu hal yang kontradiktif, di satu sisi mengajak maju dengan bicara revolusi 4.0, di sisi lain cara berpikirnya masih di zaman kuda orang belum ada mobil gitu," ucap Fadli.
Karena itu, Fadli menyebut integrasi e-KTP sebenarnya bukan program yang baru. Ia menyebut Sandi hanya menyampaikan rencana integrasi tersebut. Ia pun memastikan, mantan Wagub DKI itu telah memiliki bayangan penggunaan e-KTP terintegrasi.
"Itu bukan ide baru sebenarnya. Itu single identity number, kan sudah lama. Pak Sandi hanya menegaskan ini yang akan kita lakukan. Apalagi kita yang pernah tinggal di negara lain seperti Amerika, cukup satu saja single identity number itu dengan social security number," ucap Fadli.
ADVERTISEMENT
Fadli juga menegaskan, Prabowo-Sandi akan mengawasi risiko yang mungkin terjadi dalam pengintegrasian kartu. Setiap data, kata dia, akan dilindungi sehingga tak disalahgunakan oleh pihak lain.
"Saya kira semua risiko pasti ada di mana pun, yang paling penting harus ada proteksi terhadap data kita. Data kita itu harus terproteksi, jangan seperti sekarang ini data terbuka bisa dimiliki siapa saja. Pelan-pelan harus kita tutup dan sehingga data itu tidak bisa disalahgunakan. Kita memang menuju pada namanya elektronik dan KTP ya, kita harus ke sana," pungkas Fadli Zon.