Fadli Zon Kritik Jokowi soal Kartu Prakerja: Jangan Beri Impian Kosong

5 Maret 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Fadli Zon mengkritisi rencana peluncuran kartu prakerja oleh Presiden Jokowi. Rencananya para peserta kartu prakerja itu akan diberi honor oleh negara.
ADVERTISEMENT
Fadli menilai pemberian kartu prakerja itu aneh. Ia mengingatkan pemerintah agar memikirkan jumlah tenaga honorer yang jumlahnya masih ratusan ribu.
"Menurut saya janganlah memberikan impian kosong," kata Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/3)
"Mereka (honorer) sudah mengabdi kepada bangsa dan negara tapi tidak mendapatkan honor yang layak. Itu saja dulu dipikirin," imbuh Wakil Ketua Umum Gerindra itu.
Menurut Fadli, solusi yang tepat saat ini adalah menciptakan lapangan kerja yang mudah, bukan memberikan uang bagi yang belum bekerja.
"Saya kira masyarakat tidak ingin tidak bekerja kemudian dapat honor. Itu bukan solusi. Solusinya adalah ciptakan lapangan kerja," kata Fadli.
Lebih jauh, Fadli menyebut rencana kebijakan Jokowi melalui berbagai macam kartu sakti itu bernuansa politis.
ADVERTISEMENT
"Ya sangat politis, tapi politisinya agak norak. Tidak canggih," ungkapnya.
Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menjelaskan fasilitas yang bakal didapat pemegang kartu prakerja, satu dari tiga kartu sakti baru Jokowi.
Kartu itu bukan untuk menggaji seluruh pengangguran, tapi menyiapkan lulusan SMA dan perguruan tinggi agar menghadapi dunia kerja.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan, tidak semua pengangguran akan menerima kartu prakerja. Hanya lulusan SMA atau perguruan tinggi yang akan diberikan kartu tersebut.
"Bagi yang belum bisa bekerja sementara dibantu honor dengan identitas kartu tersebut. Nah, honor ini tentu sampai dia bekerja dan akan dicek nanti progresnnya oleh pemerintah. Kenapa belum bekerja dan lain-lain. Akan dibantu disalurkan ke perusahaan perusahaan," kata Karding, Senin (4/3).
ADVERTISEMENT