Fadli Zon Kunjungi Radar Bogor: Pers Tak Boleh Diancam dan Diteror

1 Juni 2018 14:41 WIB
Fadli Zon di Radar Bogor. (Foto: Instagram @fadlizon)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon di Radar Bogor. (Foto: Instagram @fadlizon)
ADVERTISEMENT
Aksi penyerangan Kantor Radar Bogor oleh massa PDIP yang tersinggung dengan headline berjudul 'Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 juta', menuai perhatian Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
ADVERTISEMENT
Fadli --yang turut mengkritik besarnya gaji BPIP--, menyambangi Kantor Radar Bogor itu di Gedung Graha Pena. Fadli datang diterima oleh CEO Radar Bogor Hazairin Sitepu.
Dalam kesempatan itu, Fadli menyampaikan rasa keprihatinannya atas insiden penggerudukan kantor pers oleh massa kader PDIP. Menurutnya, jika ada pihak yang tidak suka terhadap suatu pemberitaan maka ada mekanisme yang harus ditempuh bukan dengan cara menggeruduk seperti itu.
"Tentu kita sangat prihatin atas apa yang terjadi kemarin di tempat ini. Kita boleh saja berbeda dan boleh saja kita mungkin tidak suka atas sebuah suatu pemberitaan, tetapi saya kira kita mempunyai mekanisme, tidak boleh pers diancam dan diteror saya kira kita semua sudah paham sekali," ujar Fadli di Kantor Radar Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/6).
ADVERTISEMENT
Massa PDIP Geruduk Kantor Radar Bogor (Foto: Others/Dok. Tegar Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Massa PDIP Geruduk Kantor Radar Bogor (Foto: Others/Dok. Tegar Bagja)
Fadli kemudian menjelaskan peran penting pers yang berhasil membuat demokrasi di Indonesia tumbuh dan berkembang. Bahkan, dia mencontohkan, di negara-negara maju keberadaan pers sangat dihormati dan dibiarkan bebas tanpa tekanan.
Dengan demikian, ada mekanisme-mekanisme tertentu bagi pihak yang keberatan dengan produk jurnalistik dari media massa melalui hak jawab sesuai UU Pers.
"Tanpa pers tidak ada demokrasi. Di negara-negara yang maju demokrasinya, pers itu betul-betul bebas, tidak ada tekanan, tidak ada intimidasi, menyebarluaskan berita dengan cover both side, dengan melakukan investigasi mendalam. Tentu kalau ada kesalahan bisa dikoreksi," pungkasnya.