Fadli Zon Paparkan Alasan Gerindra Usulkan Jonggol Sebagai Ibu Kota

28 Agustus 2019 12:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur tanpa perencanaan yang matang. Menurut Fadli, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan memakan biaya yang sangat besar dan berpotensi gagal seperti Brasilia City, Brazil.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Gerindra mengusulkan Jonggol sebagai alternatif lokasi terbaik untuk memindahkan ibu kota. Menurut Fadli, pemindahan ibu kota ke Jonggol tidak memakan biaya besar, dan proses perpindahan ibu kota akan lebih mudah karena jarak dari ibu kota sebelumnya tidak terlalu jauh.
"Kalau jonggol itu split capital, lebih mudah. Infrastrukturnya tidak terlalu sulit, jalan sudah ada, lahan masih ada. Nah kalau split capital itu lebih mudah, seperti halnya waktu Kuala lumpur dengan Putra Jaya, itu namanya split capital. Jadi bukan pindahkan ibu kota," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8).
Suasana ibu kota Brasilia, Brasil. Foto: AFP
Salah satu contoh perpindahan ibu kota yang gagal, menurut Fadli, adalah Brazil yang memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia City.
ADVERTISEMENT
"Brasilia jauh (1.100 km dari Rio), makanya gagal kan. Emang Brasilia berhasil? Saya sudah datang ke Brasilia City itu enggak ada apa-apa di situ. Itu ibu kota yang gagal menurut saya," ujar Fadli.
Selain Brasilia City, Fadli juga menyebut perpindahan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw juga gagal. Bahkan, kata dia, tidak ada kedutaan yang memindahkan kantornya ke ibu kota baru.
"Naypyidaw coba lihat, sepi, enggak ada tuh yang mindahin. Kedutaan-kedutaan aja pada males tuh mindahin di Burma sana, di Myanmar," papar Fadli.
Ibu kota Naypyidaw, Myanmar. Foto: AFP
Maka dari itu, Fadli meminta Jokowi untuk meninjau kembali keputusan memindahkan ibu kota Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
"Jadi harus dikaji yang matang mengenai timing, mengenai lokasi. Kalau misalkan Jonggol, misalkan Kertajati infrastrukturnya sudah ada dan bisa digapai dengan mudah, tidak memerlukan biaya yang besar, itu saya kira masuk akal dan itu pun bisa bertahap," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau ke luar pulau itu memerlukan biaya yang besar, memerlukan perencanaan yang lebih matang lagi, memerlukan suatu kondisi ekonomi yang baik, pertumbuhan yang baik. Rakyat juga mempunyai daya," tutup politikus Gerindra itu.
Usul Jonggol sebagai ibu kota baru disampaikan pertama kali oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo. Menurut Edhy, pihaknya sudah lama membahas soal pemindahan ibu kota dan setuju terhadap rencana pemerintah ini. Namun, kata dia, usulan Gerindra adalah lokasi ibu kota awalnya di Jonggol, Jawa Barat.
"Kami sampaikan, kami sendiri itu mengusulkan bukan di Kaltim, (tapi) di Jonggol. Kenapa harus ke Kaltim kalau di Jonggol bisa, itu saran kami," kata Edhy, Selasa (27/8).
ADVERTISEMENT