Fadli Kids Zaman Now: Sekolah, Jualan Donat dan Mengaji

23 November 2017 21:19 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli berjualan donat untuk bantu orang tuanya (Foto:  Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli berjualan donat untuk bantu orang tuanya (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menyinggung soal kids zaman now tidak hanya berbicara soal anak-anak yang melek teknologi. Mampu mengoperasikan sosial media atau memiliki kemampuan berbahasa asing sejak dini. Ada seorang kids zaman now, yang tidak lekat dengan sebagian kemampuan di atas. Dialah Muhammad Fadli Rizki (10).
ADVERTISEMENT
Fadli panggilan akrabnya ditemui kumparan di jalan SMP 258 Cibubur, Jakarta Timur. Ia kini duduk di kelas 2 SD di SDN 09 Cibubur. Saat kumparan temui, Fadli sedang beristirahat sembari mempersiapkan diri untuk pulang.
Masih tersisa 20 donat di dalam wadah dagangnya tersebut. kumparan (kumparan,com) pun mencoba mencicipi beberapa donat yang dijajakan oleh Fadli. Dengan cekatan ia mencampurkan donat kentang dengan bubuk gula halus.
Setiap harinya, seusai sekolah, Fadli mengemas gerobak kecilnya dan pergi menjajakan donat di sekitar jalan Rawa sampai Ke SMPN 258 Cibubur, Jakarta Timur.
"Saya udah jualan sejak jam 10 tadi, sekolah kelar jam 9. Ini udah mau kelar sih, biasanya jualan di lapangan tempat anak-anak main bola," ujar Fadli.
Fadli berjualan donat untuk bantu orang tuanya (Foto:  Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli berjualan donat untuk bantu orang tuanya (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
kumparan pun menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan Fadli sembari menghabiskan beberapa buah donat. Tak lama seseorang datang dengan sepeda motornya dari seberang jalan. Ia berseru "biasaaa."
ADVERTISEMENT
Fadli yang berbadan gempal inipun dengan cekatan membungkus 5 buah donat dan memberikannya kepada pelanggan setianya tersebut.
"Itu lengganan saya, tiap sore beli dia, Alhamdulilah," ucap Fadli.
Dalam sehari, Fadli bisa mendapat penghasilan antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Jika mujur ia mampu mengantongi Rp 200 ribu per hari.
Dalam berjualan, hanya satu kendala yang dialami Fadli, yakni hujan. Jika hujan tiba, Fadli senantiasa menepi di rumah kerabatnya, Ronny. Ronny biasa menyediakan garasi bagi Fadli untuk menepi jika datang hujan.
Tak lama setelah dibicarakan, Ronny pun muncul di hadapan kami. Ia berkelakar "Banting aja itu mas gerobaknya," kata Ronny. Fadli pun tertawa seketika.
Setelah berdagang donat, ternyata Fadli masih melakukan aktivitas yang mulia.
ADVERTISEMENT
"Habis dagang saya biasany ngaji, kelar ngaji baru belajar," terang Fadli.
Fadli tukang donat (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli tukang donat (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Setelah berbincang akrab, kumparan kemudian diajak Fadli untuk ke rumahnya. Rumah Fadli terletak di ujung sebuah gang yang sempit. Sesampai di rumah, ia segera meletakkan gerobak mungilnya kemudian bersalaman dengan sang Ibu.
Melihat kedatangan kumparan, sang Ibu yang bernama Sumarsih berujar, "Enak banget dibantuin."
Fadli hanya tersipu, kemudian masuk ke rumahnya, mengambil piring dan makan dengan lahap. Tak lama setelah makan, Fadli berpamitan untuk mengaji.
Kali ini Sumarsih yang berbagi kisah kepada kumparan.
"Dia ini jualan sejak umur 4 tahun, entah kenapa, dia punya keinginan sendiri untuk jualan. Sempat saya larang, tapi emang bocah ini nekat sekali, suatu saat saya kaget, ada tukang balon yang mendatangi saya dan mengatakan bahwa anak ibu ingin ikut dagang. Tau-tau Fadli sudah ada di samping sepeda tukang balon itu," kenang Sumarsih.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali juga ibunya melarang anaknya untuk berdagang dan fokus untuk sekolah, namun keinginan Fadli untuk berdagang ternyata lebih kuat.
"Aman mas, dia tidak pernah terancam, tidak ada teguran, nilai nya selalu baik terus, apalagi matematika. Ia sangat menguasai, lain halnya dengan hafalan. Dia agak susah, mungkin karena kepalanya dulu pernah terjatuh dan mengalami benturan keras sehingga dia kesusahan," ujar Sumarsih. Sedang Ayah Fadli, Sudahri dengan bangga berujar, "Entah apapun jalanya saya yakin anak ini akan sukses,".
Perihal pendapatan Fadli, Sumarsih berujar, "Setiap pulang dagang, Fadli menyerahkan tas kecil yang berisi pendapatannya pada saya, kemudian nanti saya bagi," ucapnya
Fadli sejak mulai berdagang tidak pernah lagi meminta uang dari Ibunya untuk jajan. Sebagian dari pendapatan Fadli juga ia simpan untuk membeli sepeda.
ADVERTISEMENT
"Bapaknya itu sampai sudah buatin tempat dari kayu buat tabungan dia, tapi kadang diambilin sendiri, buat tambahan jajan," papar Sumarsih sembari terkekeh.