Fahri Hamzah Harap Jokowi-Prabowo Segera Bertemu: Rekonsiliasi Total

31 Mei 2019 16:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak terus mendorong agar Joko Widodo dan Prabowo Subianto bertemu untuk meredam situasi politik usai Pilpres 2019. Terkait hal ini, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berharap agar pertemuan Jokowi dan Prabowo, jika terlaksana, dapat menyelesaikan masalah secara total.
ADVERTISEMENT
"Pilihan buat Pak Jokowi ini apa, atau dengan Pak Prabowo sekaligus, ya rekonsiliasi total atau benturan terus menerus. Itu analisis saya," kata Fahri di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (31/5).
Menurut Fahri, Jokowi dan Prabowo harus menyerap semua masalah politik jika menginginkan rekonsiliasi total.
"Semua persoalan yang membuat kita sampai pada satu titik persoalan emang semuanya harus kompromi kok. Tetapi masalahnya mau enggak nyelesain masalah," tuturnya.
Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Hambalang. Foto: Dok. Biro Setpres
Menurut Fahri, kedua kubu dalam pilpres harus menyelesaikan masalah. Sebab benturan yang keras itu ada di masyarakat akar rumput.
"Karena yang benturan itu kan di bawah, iya kan? Elite enak habis debat haha hihi haha hihi. Masalahnya di bawah itu enggak selesai. Selesaikan dong masalah," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Fahri berpandangan masalah pilpres ini akan menjalar kalau tidak diselesaikan. Menurutnya, akan mengerikan jika rakyat mulai tak memakai perasaannya dan tidak lagi mengedepankan akal dalam bertindak.
"Makanya ini pemimpin jangan nganggap remeh soal mengelola bangsa besar seperti ini. Jangan main mentang-mentang gitu loh, belagu-belaguan main keras main kasar. Nanti masyarakat kalau enggak pakai akal lagi, sudah mulai pakai kerasaan itu enggak bisa dikembalikan dan itu enggak boleh dibiarkan," pungkasnya.