Fahri Hamzah: PKS Enggak Bakal Lolos di 2019, Meski Prabowo Menang

4 Maret 2019 13:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan sambutan pada kegiatan Orasi dan Dialog Kebangsaan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) di Kota Gorontalo, Gorontalo, Minggu (10/2). Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan sambutan pada kegiatan Orasi dan Dialog Kebangsaan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) di Kota Gorontalo, Gorontalo, Minggu (10/2). Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
ADVERTISEMENT
Fahri Hamzah --kader yang dipecat PKS namun melawan dan menang di pengadilan--, terus mengkritisi kebijakan partai yang kini dipimpin Sohibul Iman. Kali ini Fahri yang masih menjabat Wakil Ketua DPR, memprediksi PKS tak lolos Pileg 2019.
ADVERTISEMENT
"Ya enggak bakal loloslah, berat. Meskipun saya percaya Pak Prabowo menang karena arus bawah, tetapi PKS berat," kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakart Pusat, Senin (4/3).
Ada dua alasan yang membuat Fahri ragu PKS akan lolos ke parlemen pada 17 April nanti. Pertama, adanya syarat bagi caleg menandatangani pernyataan siap mundur, namun tak ada tanggalnya.
"Semua caleg menandatangani surat pengunduran diri bertanggal kosong. Kalau Anda mau jadi caleg gitu, mau berjuang untuk PKS, nanti itu pimpinan bisa tinggal memberikan tanda tangan untuk diserahkan ke KPU langsung Anda gugur," paparnya.
Ketua Umum PKS Sohibul Iman (kiri), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah), dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri (kanan) di DPP PKS. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Katanya dilakukan untuk menghindari kasus Fahri. Lho ya enggak bisa dong," imbuhnya.
Menurut Fahri, kader yang sudah terpilih menjadi angota dewan seperti dia, diberikan mandat oleh rakyat untuk menjabat, bukan mandar dari partai. Partai hanya mencalonkan, sementara caleg dipilih rakyat.
ADVERTISEMENT
"Setelah mendapatkan mandat rakyat ya tidak bisa main ditarik saja," lanjutnya.
Alasan kedua, Fahri menggatakan seluruh kader diminta menandatangani kesetiaan ulang pada partai. Lagi-lagi ini juga untuk mencegah kasus seperti Fahri terulang. Politikus NTB itu dipecat karena dianggap sikapnya tak sesuai garis perjuangan PKS, namun Fahri menang di pengadilan.
"Kalau yang dibangun kultur pimpinan PKS sekarang nih susah, itu ngurus DKI saja enggak beres-beres dan banyak masalah yang enggak sanggup dikerjakan akhirnya mecat-mecatin orang," bebernya.
Fahri menyebut kepemimpinan PKS sekarang tak mau terbuka, ada informasi yang dikelola secara tertutup dan ada doktrin-doktrin yang tak bisa diperdebatkan.
"Dalam tradisi demokrasi kita sekarang, enggak bisa lagi modus seperti itu, harus ada keberanian untuk membuka semuanya," tutup Fahri.
ADVERTISEMENT