Fahri soal Kesaksian Agum Gumelar: Jurus Terakhir, Tak Ada Jurus Lain

13 Maret 2019 13:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahri Hamzah usai rapat paripurna Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah usai rapat paripurna Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Video kesaksian anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar tentang sidang pemecatan Prabowo Subianto ramai dibicarakan. Wakil ketua DPR Fahri Hamzah menilai, hal itu merupakan cara terakhir untuk menjatuhkan Prabowo di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Saya lihat ini jurus terakhir saja, sudah enggak punya jurus lagi orang begitu. Saya juara nasional silat, saya tahu dah kalau orang sudah enggak punya jurus, ya gigit. Akhirnya dia gigit. Udah kalah ya, enggak apa-apalah, orang sudah kalah," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Rabu (13/3).
Fahri mengaku kasihan dengan Prabowo yang terus difitnah terkait perjalanan kariernya. Sehingga, kata dia, kesaksian kehidupan Prabowo menjadi jurus kepepet.
"Jadi gini ya kasiannya Pak Prabowo itu. Kasihannya ya difitnah. Ini jurus kepepet" ujarnya.
Agum Gumelar saat Deklarasi Putra-Putri Cijantung untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di Restoran Rumpun Bambu, Jakarta Timur, Selasa (5/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menurut Fahri, Prabowo tak perlu melakukan klarifikasi terhadap kesaksian yang diungkap Agum Gumelar. Baginya, kejadian di masa itu sudah selesai. Ia hanya meminta Prabowo untuk tidak menyimpan dendam terhadap kesaksian tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sudah selesai, sudah selesai semua kan prosesnya, masa itu diumbar-umbar, bahkan saya bilang Pak Prabowo, enggak boleh ada dendam," kata dia.
Untuk menyelesaikan kasus masa lalu, Fahri meminta Prabowo melakukan rekonsiliasi apabila terpilih dalam pilpres. Sehingga, beban masa lalu tak melulu dijadikan permainan politik ketika masa politik dimulai.
"Bila jadi presiden harus diumumkan rekonsiliasi. Seluruh beban masa lalu enggak perlu dijadikan permainan politik terus menerus," kata dia.
"Semua yang berasal dari masa lalu harus diselesaikan dalam satu mekanisme rekonsiliasi. Hingga seluruh beban masa lalu bangsa kita cukup dan selesai," pungkasnya.
Prabowo di Ponpes Riyadlul Jannah, Mojokerto. Foto: Dok. Timses Prabowo
Dalam video itu, Agum Gumelar tengah menjadi pembicara dalam sebuah acara dialog di Bandung. Dalam acara itu, Agum mengaku tahu betul bagaimana para akvitis 98 dibunuh dan dibuang ke mana.
ADVERTISEMENT
"Ketika dari hati-hati dengan mereka (Tim Mawar), di sini saya tahu bagaimana mati orang-orang itu, di mana dibuang saya tahu betul," terang Agum dalam video itu.
Saat dikonfirmasi kumparan, Agum membenarkan video tersebut. Pernyataan itu ia keluarkan dalam sebuah acara di Bandung. Meski, ia enggan menjelaskan secara rinci kapan video itu diambil.
“Ya seperti itu, seperti yang saya cerita itu. Enggak usah ada keterangan lain. Acara dialog di Bandung,” ucap Agum saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (12/3).