Fahri soal Politikus Sontoloyo: Jokowi Biarkan Konflik di Bawah

24 Oktober 2018 17:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahri Hamzah (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut istilah politikus sontoloyo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo untuk elite politik yang mengkritik dana kelurahan. Menurut Fahri, Jokowi tidak mampu mengonsolidasikan elite hingga polemik yang muncul tersebut seolah dibiarkan.
ADVERTISEMENT
“Salah satu kelemahan Pak Jokowi adalah manajemen elite. Termasuk manajemen lembaga negara. Konflik dibiarkan menjadi sebab konflik di bawah. Beliau seperti menghindar,” kata Fahri melalui pesan singkat, Rabu (24/10).
Menurut Fahri, seorang presiden harusnya memiliki kemampuan untuk meredam konflik yang mengakar di bawah dengan cara membangun dialog dengan para elite. Jika hal itu dilakukan, maka kehidupan politik akan tumbuh sehat.
“Sebagai pemimpin tertinggi di negara ini beliau sebaiknya lebih sering berdialog dengan realitas elite di negeri ini. Itu membuat politik kita sehat,” tutur Fahri.
Sebab, menurut Fahri, banyak elite politik yang bekerja untuk menyelesaikan konflik di tingkat bawah. Dan banyak konflik di tingkat elite yang bisa menyelesaikan konflik di tingkat bawah.
ADVERTISEMENT
“Sebab ada banyak kenyataan elite yang akan menyelesaikan banyak masalah di tingkat bawah. Ada banyak konflik di atas yang akan menyelesaikan konflik di bawah,” tutup Fahri.
Jokowi bersama warga Jakarta Selatan. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bersama warga Jakarta Selatan. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Saat membagikan sertifikat tanah kepada 5 ribu warga di 18 kelurahan di Jaksel, Jokowi sempat menyinggung dana kelurahan yang tengah ramai dibicarakan. Ia menjelaskan, dana tersebut bisa dimanfaatkan warga untuk membangun lingkungannya seperti memperbaiki jalan hingga selokan, layaknya dana desa.
Namun sayangnya, belum diluncurkan, dana kelurahan sudah menjadi polemik di tengah masyarakat. Menurut Jokowi, hal tersebut merupakan ulah politikus yang ingin mempengaruhi masyarakat.
"Itulah kepandaian politikus untuk mempengaruhi masyarakat, hati-hati, banyak politikus baik-baik, tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10).
ADVERTISEMENT