Faisol Reza Anggap Jokowi Layak Dianugerahi 'Putera Reformasi'

22 September 2019 17:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasekjen PKB, Faisol Reza. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen PKB, Faisol Reza. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Sepucuk surat dari BEM Universitas Trisakti yang berisi rencana pemberian penghargaan Putera Reformasi kepada Presiden Joko Widodo menuai penolakan dari internal Trisakti.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, salah satu eks aktivis 98, Faisol Reza, justru mendukung penghargaan karena Jokowi selama ini telah berkerja dengan baik sesuai semangat reformasi.
"Saya belum mengikuti persis soal pro kontranya. Tapi saya mengikuti bagaimana Pak Jokowi bekerja selama ini baik saat menjadi presiden 2014 sampai hari ini maupun sebelumnya saat jadi gubernur. Ada banyak pikiran dan aksi-aksi beliau yang senafas dengan semangat reformasi. Kalau itu yang dimaksud saya mendukung diberikan penghargaan," ujar Faisol kepada kumparan, Minggu (22/9).
Penolakan pemberian penghargaan itu utamanya datang dari para alumni Trisakti karena menganggap Jokowi gagal dan tidak dapat memenuhi janjinya menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu, termasuk tragedi Trisakti.
Tetapi, kata Faisol, masalah stagnasi pelanggaran HAM masa lalu bukan hanya terjadi di periode Jokowi, tetapi juga pada presiden-presiden sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Ya mereka juga punya hak menyampaikan sikapnya. Kalau terkait pelanggaran HAM berat, memang belum ada perkembangan lebih maju. Tapi presiden sebelumnya juga sama. Hanya dalam HAM dalam bidang sosial ekonomi budaya, ada banyak yang dilakukan beliau yang diakui atau tidak bisa kita saksikan," kata aktivis korban penculikan itu.
Meski banyak menuai penolakan dari berbagai pihak, khususnya alumni Trisakti, hal itu tak mengubah pikiran Faisol. Dia mengatakan, reformasi yang terjadi pada 1998 saat itu bukan hanya sumbangsih mahasiswa Trisakti, tetapi seluruh rakyat Indonesia.
"Reformasi kan bukan hanya soal Trisakti, banyak sekali gerakan mahasiswa saat itu. Tapi saya menghormati mereka yang protes soal penghargaan ini," tutup politikus PKB itu.