Fakta-fakta soal Puskesmas Tolak Beri Ambulans untuk Jenazah

26 Agustus 2019 5:02 WIB
Supriyadi, Paman Husein, korban meninggal karena tenggelam di Sungai Cisadane, Tangerang. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Supriyadi, Paman Husein, korban meninggal karena tenggelam di Sungai Cisadane, Tangerang. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Video seorang laki-laki menggendong jenazah seorang anak keluar dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, dengan berjalan kaki menyebar di dunia maya. Belakangan diketahui laki-laki itu adalah Supriyadi. Jenazah yang digendongnya adalah sang keponakan Muhammad Husein (8) yang meninggal akibat tenggelam di Sungai Cisadane.
ADVERTISEMENT
Jenazah anak itu terpaksa dibawa keluar sang paman dengan berjalan kaki karena Puskesmas menolak untuk mengantarnya dengan ambulans. Petugas berdalih ambulans hanya untuk mengangkut pasien yang sakit.
Berikut sejumlah fakta terkait jenazah yang digendong pulang itu:
Puskesmas Cikokol Kota Tangerang. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Ditolak Puskesmas dan Rumah Sakit yang Dihubungi
Setelah mendapat penolakan dari Puskesmas Cikokol, petugas meminta Supriyadi menghubungi rumah sakit untuk mengantar jenazah keponakannya. Namun upaya Supriyadi menghubungi beberapa layanan gagal.
Supriyadi juga berupaya menghubungi keluarga terdekat di Ciledug untuk meminta bantuan.
"Adik saya katanya mau bantu, cuma disuruh ambil kuncinya di rumah. Posisi dia lagi kerja. Makanya pas ditanya berapa lama sampai sini, kata dia bisa lama karena lagi jam kerja sore kan dari Ciledug," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Supriyadi nekat menggendong jenazah Husein keluar Puskesmas dan hendak membawanya menggunakan motor milik saudaranya. Saat akan dibawa, ada warga yang menawarkan jenazah dibawa pakai mobil.
"Pas mau naik jembatan penyeberangan, baru berapa tangga ada warga yang manggil, dia punya hati nurani terketuk. Dia bilang, 'bapak naik mobil saya'. Ya sudah dianterin sama beliau, sampai sini, rumah," ungkapnya.
Mobil ambulans di Puskesmas Cikokol, Tangerang. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Ambulans di Puskesmas Tak Bisa Digunakan untuk Mengangkut Jenazah
Kepala Dinas Kesehatan Tangerang, Dr Liza, angkat bicara atas masalah ini. Dia menjelaskan ambulans di Puskesmas itu tidak diperuntukkan membawa jenazah, namun untuk warga yang sakit.
"Kita cerita jadi ambulans tuh apa sebenarnya, pelayanan gimana. Kan beda, pelayanan kesehatan dan kematian beda," ucap Dr Liza kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut ambulans yang berada di Puskesmas dilengkapi fasilitas kedaruratan untuk warga sakit, ada alat-alat kesehatan seperti ventilator, oksigen, dan lainnya.
"Jadi kalau mau dipakai buat jenazah pun, (alat-alat) itu harus dikeluarin. Kan enggak mungkin, itu nempel," ucapnya.
Dia juga menyebut Puskesmas sudah terbuka mau menerima jenazah yang diduga sudah meninggal saat tiba karena tenggelam di Sungai Cisadane. Saat itu, Puskesmas juga sudah menawarkan nomor telepon layanan ambulans di luar Puskesmas, meski ternyata gagal.
"Kalau kita enggak peduli, enggak akan dong masuk UGD kita," tuturnya.
Dinkes Tangerang akan menguraikan peristiwa ini secara jelas pada Senin (26/8) besok pukul 10.00 WIB. "Jadi kalau kepala dingin lebih enak. Kalau sekarang malah jadi heboh," pungkasnya.
Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah menemui keluarga yang anaknya meninggal karena tenggelam. Foto: Instagram/@ariefwismansyah
ADVERTISEMENT
Wali Kota Tangerang Meminta Maaf
Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah menemui keluarga mendiang Husein dan menyampaikan permohonan maaf.
"Takziah ke keluarga almarhum ananda Husein dan menyampaikan permohonan maaf atas kekurangsigapan petugas Puskesmas," ucap Arief dalam postingan di Instagram, Minggu (25/8).
Arief memberikan teguran langsung kepada pihak puskesmas dan memerintahkan pembenahan pada SOP pelayanan di Puskesmas. Saat peristiwa itu, Puskesmas menolak melayani karena menyebut SOP-nya ambulans untuk warga sakit.
"(Saya) memerintahkan pembenahan pada SOP pelayanan di Dinas Kesehatan (Tangerang) terutama Puskesmas untuk mengedepankan hal-hal yang bersifat gawat darurat atas dasar kemanusiaan," pungkas Arief.
Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah. Foto: Dok. Pemprov Tangerang
Saat dihubungi dalam kesempatan terpisah, Arief Wismansyah tak bisa menyembunyikan kekesalannya.
“Saya kesel banget. Ya sekarang semua fasilitas kan ada. Puskesmas bagus, ambulans bagus, tapi kalau enggak bisa layani masyarakat ya enggak ada nilainya di mata masyarakat,” kata Arief saat dihubungi kumparan, Minggu (25/8).
ADVERTISEMENT
Dia mengerti bahwa dalam aturan ambulans memang tidak diperuntukkan untuk mengangkut jenazah. Namun, kata dia, hal itu, seharusnya dikesampingkan demi menolong orang yang kesulitan.
“Ya memang. Baiknya kalau emergency tetap dipakai anterin. Instruksi saya. Begitu. Artinya, ubah SOP itu untuk kepentingan masyarakat. Ya kalau tidak ada yang emergency, gawat darurat, ya gunakanlah untuk yang sakit,” ungkap dia.
Ia menambahkan, Husein merupakan korban tenggelam yang layak diprioritaskan. Terlebih, ambulans di Puskesmas Cikokol itu sedang tidak digunakan pasien.
“Tapi ini kan musibah, anak tenggelam. Dan itu kan jenazahnya sudah digotong dibawa ke Puskesmas. Tinggal puskesmas nganter. Ya sekarang bayangkan kalau keluarga kita, lagi panik dan sebagainya, makanya tidak dilayani di puskesmas dia bawa sendiri, gotong sendiri,” kesalnya.
ADVERTISEMENT
“Memang ada tetangganya yang fasilitasi mobil. Kan harusnya itu bisa dikerjakan oleh kita, karena kan kita pelayan masyarakat. Malu dong, masa masyarakat mau pakai mobilnya, kita mobil ngejogrok aja enggak dipakai!,” tutup Arief geram.