'Faktor Penyebab 7 PTN Diduga Terpapar Radikalisme Tak Jelas'

9 Juni 2018 14:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Effendi Gazali di Diskusi Perspektif Indonesia. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Effendi Gazali di Diskusi Perspektif Indonesia. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengamat Komunikasi Politik sekaligus dosen FISIP Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali, mempertanyakan faktor penyebab 7 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masuk ke dalam rilis BNPT karena diduga terpapar radikalisme. Apalagi, UI menjadi salah satu universitas yang disebut dalam rilis tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ini kampus yang disebut terpapar radikalisme, ini indeksnya apa?," kata Effendi dalam diskusi "Gerakan Radikal di Kampus?" di Gado-gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).
Menurutnya, faktor yang menjadi pertimbangan 7 PTN terpapar radikalisme masih belum jelas. Ia mencontohkan, kasus penangkapan terduga teroris di Universitas Riau, padahal kampus itu tidak masuk dalam nama yang dirilis BNPT.
"Dengan itu malah pertanyaan tadi bisa dijawab kenapa belakangan ini sempat ditemukan alat tertentu untuk radikalisme, misal Universitas Riau, yang tidak masuk (rilis BNPT)," ujarnya.
Lokasi penangkapan terduga teroris di UNRI. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penangkapan terduga teroris di UNRI. (Foto: Dok. Istimewa)
Melalui rilis BNPT itu, Effendi menduga pemerintah sedang dalam kondisi panik dalam mengatasi permasalahan terorisme. Apalagi, kata dia, dalam mendeteksi radikalisme tidaklah mudah.
"Saya kutip Salim Said, kalau ada pemerintahan sedang memompa ideologi berarti pemerintah sedang panik dan galau. Saya pelajari betul arti radikal itu bagi tiga, pertama mendasar, kedua amat keras menuntut perubahan, ketiga perilaku dalam berfikir dan bertindak," kata dia.
Deklarasi mahasiswa UNRI tolak terorisme. (Foto: Dok. Arif Dinda)
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi mahasiswa UNRI tolak terorisme. (Foto: Dok. Arif Dinda)
Senada dengan Effendi, Pengajar UIN Syarif Hidayatullah, Ali Munhanif, mengatakan seharusnya radikalisme harus digambarkan secara utuh. Sehingga rilis BNPT seharusnya tidak tergesa-gesa dan dapat dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENT
"Saya kira peta yang selalu digambarkan dalam radikalisme harus secara utuh. Rilis tidak dalam riset yang dipertanggungjawabkan dan seperti buru-buru," kata dia.
Kuliah lagi? Why not banget! (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kuliah lagi? Why not banget! (Foto: Istimewa)
7 PTN yang dicurigai sebagai tempat persemaian bibit radikalisme tersebut adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Kemudian Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB) juga diduga sebagai tempat penyebaran paham radikalisme. Direktur Penanggulangan BNPT Brigjen Pol Hamli menyatakan data itu didapat dari data penelitian.