Faras, Bocah Korban Gempa yang Ingin Jadi Penghafal Al Quran

6 Oktober 2018 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faras, korban gempa saat dirawat di RS Wirabuana. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Faras, korban gempa saat dirawat di RS Wirabuana. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tubuhnya terlihat lemas terbaring di tempat perawatan. Sesekali tangannya memegang kepala bagian kirinya yang terluka akibat gempa. Tetapi senyumnya sesekali tetap mengembang saat disapa.
ADVERTISEMENT
Anak laki-laki itu bernama Faras yang baru berusia 8 tahun. Selain luka di kepala, kaki Faras juga diperban karena tertimpa bangunan di rumahnya. Saat gempa berlangsung, Faras sedang berada di rumah bersama nenek dan kedua adiknya, Fatah dan Faris.
“Sudah mau gempa dia mau lari tapi pintu (rumah) di kunci dia berusaha mau buka kuncinya supaya lari, pas buka kunci gempa. ‘udah sana, sana’. Adiknya di dorong, adiknya suruh lari, lari sama neneknya. Terus dia kena,” kata Santi, ibu dari Faras di RS Wirabuana, Palu (6/10).
Saat kejadian, kebetulan Santi dan suaminya sedang tidak di rumah. Dia lalu mencari anak-anaknya di tempat pengungsian. Dari situ Santi tahu kalau Faras masih terjepit di rumah.
ADVERTISEMENT
“Bapaknya nyari, ketemu si Faras kejepit di pintu rumah, yang lainnya sudah di pengungsian,” terang Santi.
Faras, korban gempa saat dirawat di RS Wirabuana. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Faras, korban gempa saat dirawat di RS Wirabuana. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Santi belum bisa menjelaskan langkah yang akan diambil dokter dari kaki Faras. Sebab Faras belum diperiksa lebih lanjut. Di tengah perbincangan, Faras tiba-tiba merajuk kepada ibunya. “Sakit, sakit,” ujar Faras sambil memegangi luka di kepalanya.
Santi langsung merespons dengan mengipasi di sekitar luka yang dikeluhkan Faras. “Pulang bu, pulang,” lanjut Faras.
Faras meminta pulang dan mengajak Santi untuk tidur di tenda. Namun Santi masih sabar mengipasi Faras.
Saat ditanya mengenai keinginannya setelah sembuh, Faras tampak malu-malu. Tiba-tiba dia tersenyum kecil saat disebutkan berbagai pilihan profesi mulai dari Tentara, Polisi, sampai Dokter.
“Hafiz,” tutur Faras pelan. Faras mempunyai cita-cita untuk menjadi penghafal Al Quran.
ADVERTISEMENT
Keinginan Faras tersebut diakui juga oleh Santi. Santi mengungkapkan Faras saat ini sudah mulai menghafalkan Al Quran. Meski belum banyak surat yang dia kuasai.
“Dia pengen jadi hafiz. Baru mulai surat-surat,” ujar Santi.
Tak lama setelah berbincang, Faras terlihat dibawa oleh petugas medis menuju tempat perawatan lainnya. Memang tampak ada rasa kekhawatiran diwajahnya. Namun hal itu harus dihadapi oleh Faras.