FBI Kesulitan Mengakses Ponsel Penembak Gereja di Texas

8 November 2017 2:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penembakan gereja di Texas (Foto:  REUTERS/Joe Mitchell)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan gereja di Texas (Foto: REUTERS/Joe Mitchell)
ADVERTISEMENT
Kesimpulan sementara FBI terhadap aksi Devin Patrick Kelley melakukan penembakan brutal di gereja Texas pada Minggu (6/11) adalah karena masalah keluarga. Saat ini polisi masih mengusut kasus yang menewaskan 26 orang tersebut karena ponsel Kelley belum bisa diakses.
ADVERTISEMENT
Associated Press, Rabu (8/11) menyebut, polisi masih melakukan sejumlah analisa di lokasi kejadian dan mencoba mendapatkan akses ke ponsel Kelley. Kesulitan mendapatkan akses ini merupakan problematika lama yang dialami para penyidik AS.
"Saat ini ponsel Kelley diterbangkan ke laboratorium FBI untuk dianalisis, namun belum berhasil diatasi," kata petugas yang bertanggung jawab atas agensi tersebut di San Antonio, Christopher Combs.
Ketidakmampuan untuk mengakses ponsel Kelley membuat FBI frustrasi. Batasan kewenangan mengakses ponsel terduga pelaku kriminal dalam waktu kurang dari setahun ini menyulitkan penyelidikan FBI.
Direktur Christopher Wray mengatakan bulan lalu bahwa dalam 11 bulan pertama tahun fiskal, agen tidak dapat mengakses konten di dalam lebih dari 6.900 perangkat mobile, sebuah masalah yang dia katakan sebagai penyelidikan stimies.
ADVERTISEMENT
FBI dan petugas penegak hukum lainnya telah lama mengeluh karena tidak dapat membuka dan memulihkan bukti dari ponsel dan perangkat lain yang disita dari para tersangka, bahkan meski mereka memiliki surat perintah. Perusahaan teknologi telah menolak untuk membantu dan bersikeras bahwa mereka harus melindungi privasi digital pelanggan.
Debat yang mendidih itu terjadi pada tahun 2016, ketika Departemen Kehakiman mencoba memaksa Apple untuk membuka sebuah ponsel terenkripsi yang digunakan oleh seorang pria bersenjata dalam sebuah serangan teroris di San Bernardino, California. Departemen tersebut akhirnya mengalah setelah FBI mengatakan bahwa pihaknya telah membayar vendor tak dikenal yang menyediakan alat untuk membuka kunci telepon dan tidak lagi membutuhkan bantuan Apple untuk menghindari pertengkaran di pengadilan.
ADVERTISEMENT
Departemen Kehakiman di bawah Presiden Donald Trump telah menyarankan akan agresif dalam mencari akses ke informasi terenkripsi dari perusahaan teknologi. Namun dalam pidato baru-baru ini, Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein tidak menjawab secara tepat tindakan apa yang mungkin dilakukan.