Fenomena 'Topi Awan' di Gunung Rinjani Jadi Ajang Selfie Wisatawan

17 Juli 2019 12:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berswafoto dengan latar belakang fenomena ''topi awan" Gunung Rinjani di Lombok, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Rosidin
zoom-in-whitePerbesar
Warga berswafoto dengan latar belakang fenomena ''topi awan" Gunung Rinjani di Lombok, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Rosidin
ADVERTISEMENT
Fenomena Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang seolah mengenakan "topi" menyita perhatian warga dan wisatawan. Tak pelak, fenomena alam itu dijadikan latar belakang foto.
ADVERTISEMENT
Kondisi "topi" yang merupakan gumpalan awan putih itu terjadi pada Rabu (17/7). Bentuknya pun terbilang sempurna. Sehingga warga dan wisatawan tak mau ketinggalan dengan momen itu dan mengabadikannya dengan foto.
"Awan putih yang melingkari puncak Gunung Rinjani kali ini, memang benar-benar sempurna," kata warga Sembalun Lawang, Lombok Timur, Rosidin seperti dilansir Antara.
Fenomena ''topi awan" Gunung Rinjani di Lombok, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Rosidin
Lingkaran awan putih itu berlangsung sejak pukul 07.00 WITA sampai 09.30 WITA. "Bahkan warna dan ketebalannya berganti-ganti," katanya
Awalnya, kata dia, dirinya mengabadikan dari rumahnya kemudian ke "rest area" Sembalun Lawang dan di lokasi itu sudah banyak yang berswafoto.
"Rest area Sembalun Lawang lokasi yang paling pas untuk mengambil foto Gunung Rinjani secara full," katanya.
Hal senada dikatakan Nur Saat, warga Desa Senaru, Lombok Utara yang juga melihat fenomena alam itu.
ADVERTISEMENT
"Saya semula dikirim foto saja, tapi setelah dilihat memang benar-benar sempurna bentuknya," katanya.
Biasanya "topi awan" tersebut sering terbentuk namun bentuknya tidak sempurna dan tidak berlangsung lama.
"Banyak yang swafoto melihat fenomena awan itu," katanya.
Tahun lalu, fenomena awan topi itu juga terjadi di Gunung Semeru. Awan tersebut adalah awan altocumulus lenticularis. Mengutip Science Alert, awan tersebut memiliki bentuk mirip dengan lensa dan merupakan awan stasioner yang terbentuk di ketinggian, biasanya dekat gunung yang tinggi.
Jadi, ketika udara lembab yang stabil melewati puncak gunung atau pegunungan, terkadang terbentuk gelombang awan berdiri di sisi melawan arah angin. Dari tengah-tengah gelombang awan ini lah terbentuk awan altocumulus lenticularis.
Awan altocumulus lenticularis bisa muncul dalam bentuk berbeda, tergantung kondisi atmosfer. Awan ini bisa tampak lebar dan agak mendatar atau berbentuk agak berisi dan padat mirip UFO.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi, awan altocumulus lenticularis bisa terbentuk saling menumpuk satu sama lain, menciptakan formasi awan vertikal.