Flu Babi Afrika Mewabah di China, 38 Ribu Babi Dimusnahkan

4 September 2018 12:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Babi di peternakan China (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Babi di peternakan China (Foto: REUTERS/Stringer)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah China telah memusnahkan lebih dari 38 ribu babi menyusul mewabahnya virus flu babi Afrika di negara itu. Wilayah-wilayah yang terjangkit wabah juga dilarang mengirimkan babi ke daerah lain di negara itu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters pekan ini, berdasarkan data Kementerian Pertanian China, wabah flu babi Afrika terjadi di lima provinsi, yaitu Liaoning, Anhui, Henan, Jiangsu, dan Zhejiang. Kasus pertama terjadi di Liaoning sebulan lalu dan Senin (5/9) China mendapati kasus kedelapannya di kota Wuxi, Jiangsu.
Dalam kasus terbaru, sebanyak sembilan babi mati dan menginfeksi 12 lainnya di pertanian dengan 97 babi. Sebelumnya pada kasus ketujuh, 308 babi terjangkit dan 83 di antaranya mati di Anhui.
Per 1 September, Kementerian Pertanian China telah memusnahkan 38 ribu babi untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sebanyak 37.271 di antaranya dimusnahkan dari Liaoning, Henan, Jiangsu dan Zhejiang provinces, dan 1.264 babi dari Anhui.
Walau tidak berbahaya bagi manusia, namun flu babi Afrika sangat mematikan bagi babi ternak maupun babi hutan. Hewan yang terjangkit virus ini akan mati dalam hitungan hari.
Ilustrasi anak babi (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak babi (Foto: Thinstock)
Penyakit ini belum ada vaksinnya dan menular dengan cepat melalui makanan yang terkontaminasi atau kutu yang berpindah.
ADVERTISEMENT
Pemerintah China melarang pengiriman babi dari lima provinsi yang terjangkit. Rumah potong hewan dan pabrik pemrosesan daging juga dilarang mengurus babi dari provinsi-provinsi tersebut.
Akibatnya, distribusi daging babi yang merupakan daging konsumsi utama di China terhambat. Selain itu, hal ini juga merugikan peternak yang kebingungan kemana mereka akan menjual ternaknya.
Seperti yang dialami Ni, supir truk pengantar babi di Henan yang tidak bisa mengirim ternak keluar daerah itu. Sebelumnya setiap bisa mengantar 700 babi dalam sehari, sekarang 700 babi dalam sepekan.
Akibat hal ini, harga babi di wilayah terjangkit wabah menjadi turun drastis karena stok banyak namun permintaan sedikit, merugikan peternak. Sementara di wilayah di luar lima provinsi terjangkit, harganya tinggi karena pasokan yang sedikit.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah tidak bekerja dalam dua hari terakhir karena sudah terlalu banyak babi di pasar. Harganya buruk dan tidak terlalu banyak permintaan," kata Ni.