news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Formappi Kritik Fahri Hamzah yang Cerewet di Twitter

13 Mei 2019 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Formappi, Lucius Karus. Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Formappi, Lucius Karus. Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan
ADVERTISEMENT
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritisi adanya tim pengawas dan tim pemantau yang dibentuk DPR untuk mengawal kinerja parlemen dalam menjalankan tugas.
ADVERTISEMENT
Peneliti bidang pengawasan Formappi M. Djadijono mengatakan tim yang dibentuk DPR tak menunjukkan peran yang optimal dan kinerja yang tak jelas. Karena itu, ia menganggap sebaiknya tim pengawas dan pemantau untuk dibubarkan.
"Ada tim pengawas atau pemantau sudah ada dari tahun 2012-2013. Itu sudah berulang periode dan diperpanjang. Hasilnya juga tidak pernah jelas. Lebih baik seperti dibubarkan saja supaya tidak menimbulkan suuzon dari lembaga seperti Formappi dan masyarakat pada umumnya," kata Djadijono di Kantor Formappi di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Senin (13/5).
Djadijono mengatakan setelah dibubarkan lebih baik anggota tim pengawas dan pemantau dibagi ke setiap komisi di DPR untuk mengawal kinerja lebih fokus.
"Daripada kita terus menerus mengkritik, kenapa tidak tim pengawas dan pemantau khususnya pemantauan otonomi khusus dibubarkan saja atau dilebur menjadi tugas fungsi pokok pengawasan oleh setiap komisi daripada ada terus lembaga itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Djadijono, Peneliti Formappi Lucius Karus menuturkan adanya lembaga untuk mengawal kinerja DPR hanya menggerogoti anggaran negara untuk membiayai tim dengan kinerja tak jelas. Ia kemudian menyinggung tim pengawas yang diketuai Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang berkunjung ke Amerika Serikat namun tak menghasilkan apapun.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Tim banyak dibentuk. Bahkan sejak tahun 2015 sampai sekarang tapi tak satupun yang punya hasil jelas. Tim ini hanya menggerogoti DPR karena harus dibiayai oleh anggaran yang pasti jelas dan cukup. Tapi kita tidak dapat hasil apa-apa dari tim," tuturnya.
"Ada tim yang diketuai Fahri Hamzah tim implementasi lembaga modern reformasi parlemen. Lembaga ini tiba-tiba berkunjung ke AS beberapa waktu lalu. Lembaga sudah muncul sejak 2015 dan sudah bekerja sejak 2015 diperpanjang terus menerus hanya menghasilkan wakil ketua DPR yang cerewet di twitter. Tapi tidak jelas hasilnya untuk membuat DPR jadi semakin modern," lanjut Lucius.
ADVERTISEMENT
Ia menganggap keberadaan tim yang dibentuk DPR seperti ada dan tiada untuk serius mengawal kinerja DPR. Ia mengatakan sebaiknya tim itu dibubarkan sebelum masa kepemimpinan DPR berakhir.
"Jadi lembaga tim ini hanya gerogoti DPR harus diakui keberadaannya tapi tidak jelas apa yang dilakukan. Harus bubar bukan hanya harus bubar karena masa sudah mau berakhir," katanya.