Foto: Komunitas Yahudi di Indonesia Hidup dalam Bayang Mayoritas
ADVERTISEMENT
Yaakov Baruch adalah seorang rabi di Indonesia. Ia dan sama seperti komunitas Yahudi lainnya, terpaksa harus menyembunyikan identitas agamanya karena tinggal di negara mayoritas Muslim.
ADVERTISEMENT
Hidup menjadi minoritas sungguh sulit. Baruch bercerita, ia pernah diancam untuk dibunuh dan ada juga yang memanggilnya "Yahudi gila". Karena ancaman dan tindakan diskriminasi itu, Baruch menyembunyikan identitas agamanya demi keselamatan diri dan keluarganya.
Sentimen anti-Yahudi itu juga dialami seperti 200 orang Yahudi lainnya yang tinggal di Indonesia. Kebanyakan dari mereka tinggal di sudut pulau terpencil. Salah satunya, Manado di Pulau Sulawesi.
Komunitas Yahudi yang tinggal di sana merupakan keturunan pedagang dari Eropa dan Irak, yang dulunya pernah dianggap dan berjumlah ribuan orang sebelum Perang Dunia II.
Sebuah Menorah yang tingginya hampir 19 meter terdapat di Tondano, sekitar 20 kilometer dari selatan Manado, yang di mana itu juga menjadi tempat satu-satunya Baruch untuk menjalani ibadah dan melayani jemaatnya. Itu dilakukannya, setelah rumah-rumah ibadah yang lainnya telah dihancurkan di Kota Surabaya pada 2013.
ADVERTISEMENT
Kini, situasinya semakin sulit. Apalagi beberapa tahun muncul kelompok-kelompok Islam garis keras.
Contohnya, peristiwa bom bunuh diri di Surabaya pada 2018. Hal ini menunjukkan intoleransi telah mengamcam bagi semua kelompok minoritas di Indonesia.