Foto: Mengubah Rupa Orang Rimba

21 Februari 2019 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak Orang Rimba mengintip dari balik tempat hunian permanen bantuan salah satu perusahaan di Gading Jaya, Tabir Selatan, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak Orang Rimba mengintip dari balik tempat hunian permanen bantuan salah satu perusahaan di Gading Jaya, Tabir Selatan, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
ADVERTISEMENT
Alih fungsi lahan di Provinsi Jambi membuat Orang Rimba yang telah lama hidup di tengah belantara, kini terpaksa bertransformasi menjadi "orang kota". Tidak hanya budaya, tapi juga nama dan status agama.
ADVERTISEMENT
Alih fungsi lahan hutan telah memaksa Orang Rimba untuk bertahan hidup dengan cara yang baru. Dilansir dari Antara, Antropolog Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Robert Aritonang menyebutkan, hilangnya hutan telah mengubah cara penghidupan Orang Rimba.
Mereka bertahan hidup dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Ada yang mengemis, juga terpaksa mencuri, dan mengumpulkan sisa-sisa sumber daya yang ada di sekitarnya, seperti sisa kelapa sawit atau pinang yang berada di kebun-kebun perusahaan dan warga.
Perumahan Orang Rimba berada di tengah perkebunan kelapa sawit warga di Tabir, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Seorang anak Orang Rimba berada di permukiman permanen bantuan pemerintah di Sialang, Pamenang, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Seorang anggota kelompok Orang Rimba yang sudah tercatat sebagai pemilih menunjukkan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Pemilihan Rio (kepala desa) usai diterima dari Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) setempat di permukiman Orang Rimba, Pelepat, Bungo, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Berdasarkan data sensus terbaru yang dilakukan KKI Warsi dan beberapa pihak, menyebutkan, Orang Rimba yang masih tinggal nomaden dengan segala keterbatasan sumber daya berjumlah 5.235 jiwa di Provinsi Jambi.
Mereka tersebar di lima kabupaten sekitar taman nasional dan Jalan Lintas Sumatera, meliputi Sarolangun (2.228 jiwa), Merangin (1.276 jiwa), Tebo (707 jiwa), Batanghari (629 jiwa), dan Bungo (395 jiwa).
ADVERTISEMENT
Robert menambahkan, pemerintah perlu turun tangan untuk mencarikan solusi baru, menurutnya, persoalan Orang Rimba saat ini bisa diklasifikasikan dalam empat kategori, yakni seperti bidang ekonomi. Di bidang ekonomi, tidak sedikit Orang Rimba mengemis, memungut brondol kelapa sawit dan buah pinang, dan pemulung.
Anggota kelompok Orang Rimba mengemis di trotoar Jalan Sultan Thaha, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Penyiar Radio Komunitas Orang Rimba Benor 88.8 FM dari Orang Rimba, Beteguh (kanan) didampingi fasilitator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Elvidayanty (kiri) melakukan siaran di kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Air Hitam, Sarolangun, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Anggota kelompok Orang Rimba mengendarai motor saat melintas di Jalan Lintas Tengah Sumatera, Tebo, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Di bidang hukum, penerapan hukum adat yang hampir hilang dan penerapan hukum negara yang tidak menyesuaikan dengan budaya Orang Rimba.
Di bidang sosial, tingginya kompetisi antarkelompok untuk bertahan hidup akibat sempitnya daerah buruan dan masih adanya stigmatisasi negatif di tengah masyarakat.
Di bidang budaya, Orang Rimba terpaksa harus mengikuti 'sistem' yang menggerus lahan hutan dan menjadikannya lahan sawit.
Selanjutnya, Robert menawarkan, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mengalokasikan lahan dan hutan sebagai penghidupan Orang Rimba ke depan dan terus melakukan pendampiungan dan pemberian layanan pendidikan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan budaya pemahaman mereka.
Anggota kelompok Orang Rimba berada di dalam hunian sementara di lahan perkebunan kelapa sawit warga, Pamenang, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Anggota kelompok Orang Rimba membeli buah yang dijual pedagang keliling di permukiman Orang Rimba, Pelepat, Bungo, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Kelompok Orang Rimba berada di tempat hunian sementara mereka di lahan perkebunan kelapa sawit warga, Pamenang, Merangin, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN
ADVERTISEMENT
Akademisi dari Universitas Padjadjaran Miranda Risang Ayu PhD menambahkan, kebijakan pemerintah dengan merumahkan Orang Rimba di daerah itu sebagai kebijakan yang terlalu memaksa dan bukan solusi, karena hal tersebut jauh dari budaya Orang Rimba dan dinilai akan menimbulkan masalah baru.
"Bukan memaksakan kebijakan sesuai maunya kita (pemerintah), tapi yang baik menurut kebiasaan mereka", katanya.
Anak Orang Rimba berada di tempat hunian sementara mereka di lahan perkebunan kelapa sawit warga, Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun, Jambi. Foto: ANTARAFOTO/WAHDI SEPTIAWAN